Harga Telur Ayam Naik Turun Sejak Ramadhan | Bali Tribune
Diposting : 12 July 2022 10:09
M2 - Bali Tribune
Bali Tribune / TELUR- Sejumlah pedagang mengakui harga telur naik turun semenjak bulan Mei lalu.

balitribune.co.id | DenpasarHarga telur di pasaran terpantau naik turun semenjak bulan suci Ramadhan. Hal ini diakui oleh sejumlah pedagang di Pasar Kreneng, Pasar Agung, Pasar Phula Kerti Denpasar, dan distributor telur di Tibubeneng, Badung.

Beberapa pedagang mengeluhkan kenaikan harga. Kontras, pedagang lain mengakui ada penurunan harga. Sejumlah pedagang dan distributor telur kepada Bali Tribune mengakui harga telur ayam yang tidak stabil.

Gusti Ayu Nyoman Artini di Pasar Kreneng, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, ini mengaku bahwa penurunan harga telur sudah terjadi selama sepekan belakangan.

“Sebelumnya Rp50.000 per krat, sekarang Rp 48.000 per krat. Harga telur sekarang tidak pasti, terkadang naik, terkadang turun,” ucapnya.

Gusti Ayu bisa mendapatkan pasokan telur dari seorang distributor asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang setiap hari membawa telur ke tempatnya.  “Tak hanya telur ayam negeri, ia juga menawarkan telur ayam kampung yang dibandrol Rp1.800 per butir dan telur bebek seharga Rp2.200 per butir,” jelasnya.

Sementara Koming pegawai toko sembako Sari Menuh di Pasar Rakyat Phula Kerti, Jalan Serma Made Pil, Dauh Puri Klod, Denpasar, menjelaskan bahwa kenaikan harga telur telah terjadi selama beberapa hari belakangan.

“Telur naik Rp1000 per krat. Kemarin sempat turun, sekarang naik lagi,”katanya menjelaskan.

Meski kenaikan harga tak signifikan, naik turunnya harga terekam rutin terjadi selama beberapa bulan belakangan. Di tokonya, telur ayam negri ukuran besar dibandrol dengan harga Rp49.000 per krat, sedangkan untuk ukuran kecil Rp48.000 per krat.

Kenaikan harga telur juga dikeluhkan oleh salah satu pedagang sembako dan sayur mayur yakni Windu Harini (23) di Pasar Agung yang terletak di Jalan Cekomaria, Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara. Ia menuturkan, bahwa kenaikan harga telah terjadi secara signifikan sejak Ramadhan pada bula Mei yang lalu.

“Semua bahan pangan sudah naik sejak lebaran 3 bulan lalu termasuk telur. Naiknya pun tidak tanggung-tanggung, 1 krat saya biasanya jual Rp45.000, sekarang sudah Rp 58.000 per krat,” kata Windu Harini.

Sementara I Wayan Bagas Wijaya (23), distributor telur asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, mengakui bahwa penurunan harga telur telah terjadi selama beberapa pekan belakangan.

“Dulu 1 krat ayam negeri saya pasarkan dengan harga Rp50.000 per krat, sekarang turun menjadi Rp48.000 per krat,” ungkapnya.

Ketika ditanya tentang penyebab turunnya harga telur di pasaran, Bagas Wijaya menuturkan bahwa hal ini telah ditetapkan oleh peternak ayam yang memasok telur untuknya di Daerah Tabanan.

“Stok lancar dan baik, itu mungkin yang menyebabkan harga turun. Uniknya, meski para peternak mengeluhkan tentang harga pakan naik, harga telur malah turun,” ungkapnya.