Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Hektaran Padi Disapu Angin, Terancam Gagal Panen

padi
REBAH - Hektaran tanaman padi yang rebah akibat diguyur hujan dan disapu angin menyebabkan panen petani terancam gagal. Inset: I Wayan Suardana.

Negara, Bali Tribune

Hasil Panen Terancam

Cuaca yang tak menentu dengan curah hujan yang tinggi disertai angin di Bumi Makepung Jembrana belakangan ini menyebabkan hektaran padi yang telah berisi bulir rebah rata dengan tanah. Jika kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut terus berlangsung, para petani khawatir padi mereka semakin rusak hingga gagal dipanen.

Seperti yang terjadi di areal persawahan Subak Yehembang, Mendoyo. Kondisi sawah dengan padi yang rebah hampir merata di seluruh petak sawah. Dari pantauan Bali Tribune di areal persawahan di sekitar Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi, tampak akibat kencangnya angin, batang tanaman padi sampai tercabut dan terlihat akarnya, hanya beberapa rumpun padi yang masih bertahan berdiri.

Seorang warga yang bermukim di sekitar areal persawahan itu, Ketut Ariawan, menuturkan jika angin kencang sudah dapat dipastikan padi milik petani di areal sawah itu akan rebah rata dengan tanah. Kondisi padi rebah ini juga terjadi di sisi jalan Denpasar-Gilimanuk. Menurutnya, awalnya hanya beberapa petak saja yang rebah, tetapi karena hujan yang mengguyur disertai angin, kini padi yang rebah itu mencapai lebih dari satu hektar dan tidak dapat dicegah karena situasi alam, hujan dan angin bisa sewaktu-waktu terjadi, terlebih lokasi sawah di pesisir pantai.

Para petani di subak ini kini was-was mengkhawatirkan bulir padi yang rebah terendam air dan akan busuk sehingga akan berpengaruh pada harga jual gabah. Jika kondisi padi rebah maupun gabah rusak terendam air, penebas akan membelinya dengan harga rendah dan petani tidak akan bisa melakukan penawaran.

Masih Tradisional

Adanya hektaran padi siap panen di beberapa areal subak di Bumi Makepung Jembrana yang rebah akibat terpaan angin dan guyuran hujan sehingga mengancam hasil panen petani, menurut Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BB BMKG) Wilayah III Denpasar, merupakan dampak dari pergeseran iklim dari faktor La Nina yang memberikan peluang curah hujan lebih tinggi. 

Kepala BB BMKG Wilayah III Denpasar I Wayan Suardana saat ditemui pada acara Sekolah Lapang Iklim Tahap III di Subak Sawe Rangsasa, Lingkungan Sawe Munduk Waru, Kelurahan Dauhwaru, Jembrana, Kamis (2/6), mengatakan terjadinya padi rebah itu salah satunya disebabkan selama ini petani di Jembrana masih mempergunakan sistem tradisional dengan perhitungan kalender Bali (sasih) serta mempergunakan indikator-indikator sesuai kearifal lokal setempat seperti masa pohon mangga berbunga,  yang saat ini sudah tidak bisa mutlak digunakan, karena hasil pengamatan BMKG dengan mempergunakan alat-alat beteknologi canggih sudah terlihat adanya banyak perubahan dan pergeseran. 

Ia mengakui jika akhir-akhir ini, terutama beberapa minggu terakhir, muncul pertumbuhan awan konvektif yang menyebabkan terjadinya hujan lokal di beberapa tempat di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Bangli yang diikuti angin kencang, termasuk gelombang yang meningkat. Pihaknya saat sosialisasi awal musim, telah mengingatkan dan memberikan informasi peringatan dini mengenai cuaca dan musim: kemarau, hujan dan masa transisi.  Tetapi persoalannya apakah informasi itu sampai atau tidak ke masyarakat termasuk juga para petani. 

Sebagai upaya pencegahan, Kepala Stasiun Klimatologi Negara, Nuga Putranitjo meminta petani bisa memanfaatkan informasi cuaca dan iklim yang disediakan oleh BMKG secara maksimal sehingga bisa menyesuaikan musim tanam, begitu pula menentukan varietas tanaman yang cocok sesuai kondisi alam yang telah prediksi dimana selama ini petani masih awam terkait informasi cuaca dan iklim, sehingga masih menggunakan pola tradisional kendati BMKG telah menyediakan informasi cuaca dan iklim hingga di tingkat kecamatan, serta dengan menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim yang memberikan pengetahuan lebih kepada para petani dalam bercocok tanam.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jembrana I Ketut Wiratma menyatakan kondisi alam yang mengalami pergeseran ini menyebabkan luas tanam di Jembrana tidak mencapai target. Ia menyatakan air adalah sebagai faktor pembatas. Kondisi padi rebah ini tidak hanya terjadi pada padi siap panen namun juga pada tanaman padi yang masih muda dan terjadi secara sportadis tidak hanya satu hamparan saja.

Pihaknya mengaku kesulitan mengatasi padi rebah ini, terlebih dari pusat sudah mengembangkan teknologi untuk meminimalisir dampak kerugian petani, seperti mengembangkan padi batang pendek yang cukup kuat.

Di saat memasuki fase gadu, yaitu dari bulan April hingga Oktober, diharapkan petani semakin jeli lantaran dari informasi yang diperolehnya, kendati musim kering namun situasinya akan basah, petani harus bisa menyikapi dengan baik sehingga luas sawah di Jembrana yang mencapai 6.798 hektar bisa ditanami secara maksimal pada musim tanam ini. Terlebih adanya tuntutan ketahanan pangan khusunya beras dan Jembrana menjadi salah satu daerah pemasok swasembada beras secara nasional.

wartawan
Putu Agus Mahendra
Category

Kerap Makan Korban, Truk Dilarang Pakir di ACJN Rambut Siwi

balitribune.co.id | Negara - Sejak dilebarkan tahun 2017 lalu, justru sopir truk menggunakan bahu jalan di depan Anjungan Cerdas Jalan Nasional (ACJN) sebagai tempat pakir liar. Tidak sedikit kecelakaan yang memakan korban jiwa terjadi di lokasi. Kini bahu jalan di jalur cepat tersebut dilarang digunakan untuk parkir kendaraan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Sinergi dengan Polres Jembrana, Astra Motor Bali Gaungkan Kesadaran #Cari_Aman

balitribune.co.id | Negara - Dalam rangka mendukung program Polantas Menyapa yang diinisiasi oleh Polres Jembrana, Astra Motor Bali turut ambil bagian memberikan edukasi safety riding kepada 500 peserta yang terdiri dari komunitas motor, perwakilan sekolah, serta pengemudi ojek online (ojol).

Baca Selengkapnya icon click

Pedagang Sembako Meninggal, BPJAMSOSTEK Denpasar Serahkan Santunan Rp42 Juta Kepada Ahli Waris

balitribune.co.id | Denpasar - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Bali Denpasar kembali menyerahkan klaim Jaminan Kematian (JKM) kepada peserta informal Almarhum Ni Made Asih seorang pedagang sembako terdaftar sebagai peserta di Kantor Perisai Koperasi Dana Rahayu yang diterima ahli warisnya I Made Sarwa sebesar Rp42 juta.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Satgas Pangan Polda Bali Cek Harga Beras

balitribune.co.id | Denpasar - Untuk menjaga stabilitas harga pangan di Provinsi Bali, Satgas Pangan Polda Bali bersinergi dengan Bulog Provinsi Bali dan instansi terkait kembali melakukan sidak terhadap sejumlah retail modern dan Pasar tradisional di Denpasar, Rabu (29/10). Sidak kali ini dipimpin oleh Kanit 3 Subdit I Ditreskrimsus Polda Bali, Kompol. Herson Djuanda didampingi sejumlah pejabat dari instansi terkait.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.