Hotel Berbintang di Ubud Jadikan Tempat Karantina PMI | Bali Tribune
Diposting : 15 April 2020 20:14
I Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune / Pengecekan salah satu kamar hotel yang akan dijadikan tempat karantina PMI,

balitribune.co.id | Gianyar - Banyak hotel yang kini tutup lantaran huniannya Nol Persen, rupanya kini dibidik menjadi menjadi tempat mengiap sementara  bagi Pekerja Mingran  (PMI) asal Gianyar yang akan pulang  sebagi tempat karantina. Tidak tanggung-tangung, sejumlah hotel berbintang di Ubud,  kini  sudah disiapkan. Bahkan, Rabu (15/4) Pemkab Gianyar telah menandatangi kerjasama dengan pihak hotel Maxone yang berlokasi di Desa Pengosekan, Mas Ubud, dan satgas Covid-19 masih terus berkeliling untuk menjajaki kerjasama dengan hotel-hotel yang mau dijadikan tempat karantina. 

Bupati Gianyar, I Made Mahayastra yang ditemui Usai Sidang Paripurna DPRD Gianyar mengungkapkan, dalam kondisi sekarang ini, pihaknya harus memanusiakan warga Gianyar yang kerap dijuluki Pahlawan Devisa itu. Karena itu, saat mereka datang  dari luar negeri, mereka ditempatkan di tempat yang nyaman. ”Ketika mereka datang, sangat ironis jika diisolasi mereka ditempatkan seolah-olah harus dikucilkan. Pemeritah beruaha untuk memberikan kenyamanan, yakni dengan menempatkan mereka di Hotel berbintang, " ungkap Bupati Mahayastra.

Mahayastra juga menjelaskan, jika kondisi hotel yang dijejaki kerjasama hampir semua berstandar bintang tiga hingga bintang empat. Biaya dianggarkan dari APBD Gianyar dalam pos anggaran penanganan Covid-19 sekitar 100 Miliar, " Tidak hanya satu hotel, Kami masih terus menjajaki hotel-hotel yang mau diajak bekerjasama" ungkapnya.

Tambahnya, langkah ini juga  sebagai antisipasi membludaknya PMI yang datang dari luar negeri. Sementara tempat karantina di Bedulu kapasitasnya sangat kecil dan sudah hampir penuh. "Bagi pengusaha hotel lokal bila mau kita juga akan ajak kerjasama" pungkasnya. 

Sementara, Manager Hotel Maxone Erllina, mengatakan kerjasama ini murni berlandaskan kemanusiaan. Pihak pemkab sebelumnya telah berkomunikasi dengan owner terkait kerjasama ini. "Ada sekitar 65 kamar di hotel kami, 60 digunakan untuk karantina, sisanya untuk tenaga madis" ungkapnya. 

Ia pun menegaskan pihak hotel hanya menyediakan tempat karantina. Sementara terkait makan pagi, siang dan malam itu disedikaan oleh dinas sosial. "makan pagi pun kami hanya mengantarkan sampai depan kamar" jelasnya. 

Dalam pelayanan terhadap PMI yang dikarantina, pihak hotel tidak melibatkan karyawan bawahanya hanya menggunakan jajaran haed. "karyawan DW tidak kami gunakan, kami hanya pakai head saja dalam pelayanannya nanti" pungkasnya.