BALI TRIBUNE - Puluhan pengusaha asal Indonesia dan Malaysia, selama dua hari pada akhir pekan lalu kumpul di gedung Smesco, Jakarta, untuk membahas berbagai peluang bisnis guna meningkatkan industri otomotif di dalam negeri. Bahkan, dalam forum industri dan “business matching” itu, sedikitnya ada 10 pengusaha asal Negeri Jiran yang langsung meneken “Memory of Understanding” (MoU) dan menawarkan skema kerja sama serta sangat berminat untuk berinvetasi di berbagai bidang industry di Indonesia.
Presiden Institute Otomotif Indonesia (IOI) Ir M Made Dana M Tangkas menjelaskan, dari sektor industri otomotif, pihak Indonesia diwakili sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Perkumpulan Industri Kecil Komponen Otomotif (PIKKO), Asosiasi Pengusaha Enginering Karawang (APEK), dan beberapa pihak terkait lainnya. “Para pengusaha Malaysia juga menawarkan kerja sama dan tertarik untuk melakukan investasi di beberapa bidang, seperti elektronik dan lain-lain. Dalam kegiatan tersebut, selain sangat efektif bahkan ada sepuluh pengusaha asal Malaysia yang langsumg menandatangani MoU,” ujar pria asal Bali yang akrab disapa Made Tangkas itu, Minggu (1/4).
Pihaknya akan menindaklanjuti beberapa perusahaan tersebut dan segera menyiapkan “busnines planning” dan “fasibility studies”. “Sehingga akan muncul gambaran tentang bagaimana dengan kelayakan bisnis itu, potensinya apa, serta peluangnya seperti apa. Nanti, hal ini akan segera kita jabarkan dan beberapa perusahaan otomotif bisa dibangun di Indonesia sebagai basis global yang berkontribusi bagi Indonesia dan Malaysia,” kata Made Tangkas.
Hal senada dilontarkan Ketua Umum APEK, Trisno Utomo, di mana dalam forum tersebut juga terjadi bisnis kolaburasi. “Para pengusaha hendaknya jangan merasa takut untuk menjalin kerja sama dengan para IKM dan UKM Malaysia dalam berwirausaha. Jadi, mulai sekarang harus berani dan mandiri serta mempunyai kreativitas, agar bisa bersaing dengan pihak luar negeri,” saran Trisno Utomo.
Chief Executive Officer Malaysia Outomotive Institute (MOI), Dato Madani Sahari, mengatakan bahwa pihak delegasi Malaysia melibatkan 23 pengusaha. “Ada 10 pengusaha di antara mereka yang langsung berminat “joint” dalam kerja sama permulaan ini. “Nantinya, akan terus dilakukan kerja sama untuk memastikan supaya pembangunan sektor otomotif di kedua Negara, Indonesia dan Malaysia ini agar mantap dan terus berkembang di masa mendatang,” harap Dato Madani Sahari.
Program yang pertama kali diadakan ini difasilitasi oleh Kementrian Perindustrian, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah, Badan Kordinasi Penanaman Modal Indonesia, serta Kementerian Industri dan Perdagangan Malaysia. Dihadiri oleh puluhan pelaku industri otomotif dari kedua negera bertetangga yang terdiri dari produsen komponen, suplaer, serta indutri kecil otomotif dalam negeri yang berharap dengan adanya program ini mereka dapat difasilitasi oleh Pemerintah dalam meningkatkan produksi dan penjualan, serta penyedian bahan baku industri otomotif yang lebih mudah dan murah, agar peningkatan produksi bisa lebih di tingkatkan.