BALI TRIBUNE - Tahun 2018 ini perbankan optimis akan terjadi peningkatan kredit dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dengan memanfaatkan teknologi digital. Regional Head PT Bank Danamon Bali-Nusa Tenggara, I Gusti Agus Indrawan mengatakan penggunaan teknologi digital dalam pelayanan kepada nasabah dan debitur ini menjadi salah satu inovasi dari perbankan.
"Untuk meningkatkan kredit, kami mengutamakan produk dengan layanan teknologi informasi atau dunia digital. Kami tidak bersaing lewat perang bunga, namun kemudahan layanan," ucap pria yang akrab disapa Gus Lopes di Denpasar, Jumat (23/2).
Dikatakannya, untuk penyaluran kredit pihaknya 80 persen menyasar perdagangan termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dan konsumer. Lebih lanjut dia menjelaskan dari sisi kinerja pada 2017 kredit dan DPK pun menunjukkan pertumbuhan. Begitupula rasio kredit bermasalah (NPL) juga dapat terjaga rendah diposisi 2,8 persen.
Menurut Gus Lopes, pertumbuhan kredit untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) mencapai Rp 2,06 triliun atau mengalami peningkatan 5,63 persen year on year dari 2016 lalu yang mencapai Rp 1,95 triliun. Penghimpunan DPK pada 31 Desember 2017 mencapai Rp 2,85 triliun atau stagnan dari tahun sebelumnya Rp 2,86 triliun.
"DPK memang stagnan karena kami sengaja melepas dana-dana mahal contohnya deposito yang berbunga tinggi. Kita fokus pada pendanaan berbunga rendah," terangnya.
Dikatakan Gus Lopes tahun ini juga akan menyasar pertumbuhan pada portofolio kredit bank terus bergeser menuju segmen non-mass market seperti UKM, enterprise dan mortgage. Sedangkan secara nasional, Danamon membukukan pertumbuhan di tiga segmen yaitu di segmen kredit UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp 28,5 triliun. Portofolio enterprise, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan tumbuh 4 persen menjadi Rp 37,6 triliun. "Sementara kredit consumer mortgage tumbuh 36 persen menjadi Rp 6 triliun," sebutnya.