Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Ipat dan Winasa Gabung PDIP, Pentolan Golkar Jembrana Buka Suara

pembekalan pdip
Bali Tribune / pembekalan - Wabup Ipat bersama para Kepala Daerah dari PDIP saat mengikuti Pembekalan Kepala Daerah (PKD) PDIP di Jakarta.

balitribune.co.id | Negara - Dibalik mencuatnya berita Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) dan ayahnya I Gede Winasa bergabung ke PDIP, ternyata DPD II Golkar Jembrana menyatakan belum menerima pengunduran diri Ipat. Bahkan kini terungkap perempuan yang ikut bergabung ke PDIP bersama Ipat dan Winasa adalah istri Winasa, Umi Khalisah.

Mengemukanya kabar mengenai adanya tiga orang yang bergabung ke PDIP termasuk Ipat dan Winasa kini juga mendapat respon beragam. Pihak DPD II Golkar Jembrana angkat bicara terkait status Ipat yang menjadi kader Partai Golkar.  DPD II Golkar Jembrana menyatakan hingga kini belum menerima pengunduran diri Ipat secara resmi, baik secara lisan maupun tertulis.

Sekretaris DPD II Golkar Jembrana, I Nyoman Birawan alias Mang Be menyatakan akan mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Ipat yang kini disebut-sebut telah menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP, “Pak Wakil sampai saat ini belum mengembalikan KTA Partai Golkar. Saya juga berencana akan mengonfirmasi langsung kepada beliau terkait hal ini,” ujarnya Senin (19/5).

Ia mengakui sampai saat ini belum ada komunikasi resmi mengenai pengunduran diri Ipat dari Partai Golkar. “Saya hanya tahu dari media sosial bahwa beliau bergabung ke PDIP. Tapi secara resmi belum ada. Kami kembalikan kepada beliau, di mana merasa nyaman, itulah pilihannya. Kami tidak berhak memanggil, hanya menunggu konfirmasi langsung dari beliau,” tandasnya.

Sedangkan Ketua DPD II Golkar Jembrana, I Made Suardana justru menyatakan urusan pihaknya di Partai Golkar dengan Ipat telah dianggap selesai saat proses pendaftaran Pilkada. “Selanjutnya, (pasca pendaftaran di KPU) beliau punya hak dan kewenangan penuh menentukan sikap politiknya sendiri. Saya yakin beliau akan mengambil keputusan terbaik,” ungkapnya.

Sementara itu Ipat yang mengaku memang belum ada pengunduran diri ke Partai Golkar. Ia telah berupaya mengembalikan KTA Golkar, namun tidak bertemu langsung dengan pengurus partai.  “Saya bingung, apakah saya masih dianggap sebagai anggota Golkar atau tidak. Karena kalau saya masih dianggap kader, saat pencalonan kemarin seharusnya disupport,” jelasnya.

 Di lain sisi, pertanyaan publik mengenai seorang wanita yang bergabung bersama Ipat dan Winasa ke PDIP kini akhirnya terjawab. Setelah mencuatnya Ipat dan Winasa merapat ke PDIP, banyak yang memperkirakan wanita yang ikut mendaftar adalah istri Ipat, Inda Swari Dewi. Dugaan tersebut diperkuat jejak politik Inda yang sempat mencalonkan diri saat Pileg dari Partai Golkar.

Ipat yang mengungkap alasannya bergabung ke PDIP karena lebih merasakan nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan di PDIP justru menyatakan istrinya saat ini masih non partisan. Ia memastikan perempuan yang bergabung ke PDIP tersebut adalah istri Winasa, Umi Khalisah “Saya memang bergabung ke PDIP bersama bapak saya dan istrinya (Bapak),” tegasnya.

 Begitupula I Gede Winasa mengakui dirinya bersama Ipat dan istrinya telah bergabung ke PDIP.  “Pilihan politik itu dinamis. Saya bersama anak dan istri bergabung ke PDIP karena kami melihat kesesuaian dengan nilai-nilai yang kami pegang, Yang penting, arah idealisme kita tidak berubah. Saya tetap memegang prinsip marhaenisme: sama rata, sama Bahagia,” ungkap Winasa.

wartawan
PAM
Category

Ipat dan Winasa Gabung PDIP, Pentolan Golkar Jembrana Buka Suara

balitribune.co.id | Negara - Dibalik mencuatnya berita Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) dan ayahnya I Gede Winasa bergabung ke PDIP, ternyata DPD II Golkar Jembrana menyatakan belum menerima pengunduran diri Ipat. Bahkan kini terungkap perempuan yang ikut bergabung ke PDIP bersama Ipat dan Winasa adalah istri Winasa, Umi Khalisah.

Baca Selengkapnya icon click

Ditembak Polisi, Residivis asal NTT Ini Terungkap Pelaku Rampok dan Pelecehan Seksual

balitribune.co.id | Denpasar - Dua tahun mendekam di Lapas Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak membuat Viktorius Ariano Pukul (26) insyaf dari dunia kejahatan. Residivis asal Jalan R. W. Monginsidi III 08, RT/RW024/007, Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT ini berguru ke Bali untuk melakukan kejahatan. Akibatnya, pria kelahiran Ende, Flores, 17-11-1999 ini ditembak polisi karena melakukan perlawanan saat dibekuk. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.