Diposting : 29 March 2019 23:42
Djoko Purnomo - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Tim sepakbola Pra-PON Bali kini tengah dihadapkan pada dilema berat untuk bisa membentuk tim. Pasalnya Surat Keputusan (SK) manajemen tim belum turun dari Asprov PSSI Bali, lantaran sampai saat ini belum ada kejelasan soal jadwal maupun statutanya.
Hal itu disampaikan manajer tim sepakbola Pra-PON Bali, IGAN. Anom Jaksa. Menurutnya, akibat jadwal belum turun dan gonjang-ganjingnya PSSI Pusat, turut menghambat kendala turunnya SK.
“Ya memang tidak bisa disalahkan juga PSSI Bali yang belum menurunkan SK, karena pastinya ini terkait anggaran. Kecuali jadwal jika sudah jelas Pra-PON digelar kapan, itu baru bisa dijadikan dasar bagi PSSI Bali untuk menurunkan SK,” kata pria yang akrab disapa Gung Anom Jaksa itu, Kamis (28/3).
Sudah pasti versinya, jika SK tidak ada, maka pihaknya tak bisa merekrut pemain Bali dalam hal ini, para pemain yang berada di Askab atau Aspkot PSSI di seluruh Bali. Pasalnya untuk memanggil atau merekrut pemain tersebut harus ada surat ke organisasi sepakbola di kabupaten dan kota di Bali itu.
“PSSI Bali sudah mempertanyakan soal jadwal itu kapan dihelat ke PSSI Pusat, namun mereka melemparkannya untuk mempertanyakan ke KONI Pusat maupun pihak panitia tuan rumah PON XX/2020 yakni Papua. Jadi kondisi itulah yang akhirnya semuanya tak jelas,” tambah owner Putra Tresna itu.
PSSI Bali ditambahkannya juga bakal mengusulkan ke PSSI Pusat, agar helatan Pra-PON nantinya digelar di daerah netral diluar Papua. Artinya hanya nanti misalnya 16 besar yang lolos ke PON Papua, gelarannya bisa di Papua.
“Ini kan karena menyangkut fasilitas umum bagi tim peserta Pra-PON, karena transportasi dan akomodasi di Papua sulit. Lebih bagus seperti itu, karena pastinya ini juga meringankan biaya tim peserta Pra-PON,” demikian Gung Anom Jaksa.