Diposting : 11 July 2018 23:25
Agung Samudra - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Baru dua tahun dihotmik ruas jalan obyek wisata hutan bambu, Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli, kembali bergelombang dan berlubang. Kondisi jalan seperti itu tentu menggangu kenyamanan wisatawan.
“Jalan tersebut baru dua tahun lalu dihotmik dan kini di beberapa titik badan jalan mulai berlubang,” ujar warga setempat yang enggan disebutkan namnya. Menurutnya, jika dilihat volume kendaraan yang melintas di ruas jalan tersebut sangat minim dan sangat jarang dilintasi kendaraan truk dan bus. ”Wisatawan yang datang ke hutan bambu kebanyakan lebih memilih berjalan kaki daripada membawa kendaraan,” ungkapnya.
Kondisi jalan yang berlubang selain menggagu kenyamanan, khususnya bagi wisatawan, juga sangat membahayakan pengendara jika melintas malam hari. Ia mendesak pemerintah segera melakukan perbaikan.
Anggota Komisi III DPRD Bangli I Wayan Kariyasa saat dikonfirmasi terkait kembali rusaknya jalan di obyek wisata hutan bambu Penglipuran, mengatakan pihaknya sangat mendukung program hotmik yang diluncurkan bupati. Namun demikian untuk peningkatan jalan kabupaten tidak seluruhnya harus menggunakan space hotmik.”Seharusnya dilakukan kajian oleh tim teknis di Dinas PU sebelum ruas jalan diperbaiki dan tidak ujug-ujug dihotmik,” jelas Ketua Fraksi PDIP ini.
Kajian dimaksud yakni harus melihat letak geografis dan kelembaban suatu wilayah, kalau dirasa kelembabnya tinggi maka ruas jalan tidak cocok menggunakan space hotmik. “Kalau kami cermati, badan jalan di hutan bambu kelembabannya tinggi, karena pancaran sinar mata hari terhalang pohon bamboo, dan kami rasa tidak cocok dihotmix,” ungkapnya.
Kata Mangku Kariyasa, jalan tersebut lebih cocok menggunakan space Cold Mix Asphal yang dapat digunakan atau diaplikasikan dalam kondisi cuaca hujan mapun panas. Selain itu, dapat mengikat sempurna baik dalam kondisi basah maupun kering dan memilki daya rekat yang tinggi.
Politisi asal Deas Selat, Susut ini juga menyinggung sempitnya ruas jalan, terutama ruas jalan perbatasan dengan kabupaten lain. Ia mencontohkan ruas jalan di Dusun Guliang Kangin, Desa Tamnbali yang berbatasan dengan Dusun Belah Pane, Desa Temesi Gianyar. “Jalanya sangat sempit, kalau mobil berpapasan, satunya harus menepi,” ungkapnya.
Sejatinya sempitnya badan jalan dapat diatasi dengan memperkuat bahu jalan dengan beton, sehingga badan jalan akan lebih lebar. “Asumsinya kalau bahu jalan kiri kanan diperkuat, maka jalan akan lebih lebar 1 meter,” sebutnya.