
balitribune.co.id | Mangupura - Ada yang berbeda bila melintasi Jalan Raya Kapal, Mengwi, Badung, pada Kamis (2/10). Pasalnya, penjor-penjor megah bernilai belasan juta rupiah terpasang berjejer di jalan nasional tersebut.
Penjor berukuran jumbo tersebut berjejer teparnya di depan Pura Desa Adat Kapal. Yang unik pemasangan penjor megah ini bukan untuk menyambut Hari Raya Galungan & Kuningan ataupun karya piodalan di pura itu. Melainkan untuk memeriahkan tradisi Siat atau Perang Tipat Bantal di Pura Desa Adat Kapal.
Setiap banjar di Desa Adat Kapal mengikuti lomba penjor dengan melibatkan sekaa teruna dari masing-masing banjar.
Perang Tipat Bantal atau yang dikenal sebagai ritual Aci Tabuh Rah Pengangon sendiri akan dilaksanakan Desa Adat Kapal pada tanggal 6 Oktober mendatang.
Menurut Ketua Sabha Yowana Palwa Negara Desa Adat Kapal, Made Yudi Dwipayana, lomba penjor ini baru kali pertama digelar. Tujuannya adalah untuk merangkul sekaa teruna agar tetap aktif, kreatif, dan menjaga kekompakan. Bagi pemenang lomba penjor ini akan diberikan trofi dan juga hadiah uang.
"Penilaian lomba penjor ini meliputi ide garapan, proporsi penjor, tetuesan, kerapian, serta kebersihan," ujarnya.
Dalam penilaian penjor itu, semua aspek akan dilihat sebagai satu kesatuan utuh tanpa bobot nilai tertentu.
"Total ada 15 penjor dari 15 banjar di Desa Adat Kapal ikut lomba ini," katanya.
Untuk membuat satu penjor diakui menghabiskan biasa antara Rp15-18 juta. Biaya bersumber dari swadaya masyatakat dan dana motivsi dari desa adat sebesar Rp 2 juta.
Sementara Lurah Kapal, I Nyoman Adi Setiawan mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung lomba penjor ini. Menurut dia lomba ini merupakan bagian dari pelestarian seni dan budaya di Desa Kapal.
"Dengan penjor-penjor megah ini, Desa Adat Kapal tak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menampilkan wajah budaya Bali yang penuh seni menjelang pelaksanaan upacara sakral Aci Tabuhrah Pengangon" katanya.