Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Jualan Online, Ancaman atau Peluang?

Bali Tribune

Oleh: Ikhwan Wahyudi

BALI TRIBUNE - Pedagang konvesional di sebuah pusat perbelanjaan kerap mengeluhkan sepinya pembeli hingga minim omzet. Padahal, lokasinya cukup strategis dan bangunannya juga masih terbilang baru. Namun hal itu tidak menjadi alasan bagi pembeli untuk datang berbelanja ke sana.

Hal itu diamini seorang pedagang kaca mata bernama Yuni. Dia mengakui penjualan tak seramai dulu lagi. “Sepi sekarang kak, kalau dulu masih banyak pembeli, sekarang sudah susah,” ujarnya mengeluh. Usut punya usut ternyata maraknya penjualan secara daring atau online turut berkontribusi terhadap penurunan jumlah pembeli.

“Kini jika masyarakat ingin beli kaca mata tinggal cari di internet, modelnya banyak, harganya murah cuma Rp100 ribu,” lanjut Yuni. Kondisi itu membuat para pedagang yang memiliki toko kena imbas karena terjadi perubahan pola berbelanja konsumen dari langsung menjadi daring.

Salah seorang pengusaha kaos mengatakan, serbuan jual beli secara daring membuat dia harus memutar akal agar usahanya tak gulung tikar dan tetap bertahan. Dia mengakui rugi hingga Rp100 juta, untuk sewa toko saja setahun Rp40 juta, lalu stok barang hingga Rp60 juta, tapi penjualan tak seberapa, barang menumpuk, sementara selera pasar cepat berubah.

Akhirnya ia mengubah strategi dengan tidak lagi menyewa toko dan cukup membuat contoh produk kemudian memajangnya di intenet jika ada pesanan tinggal cetak sehingga tak ada barang terbuang. “Saya tidak perlu lagi menggaji pegawai toko, cukup desainer gambar saja, lalu bagian produksi, jauh lebih hemat,” ujarnya.

Keluhan seperti itu ternyata juga dirasakan sektor pariwisata karena semua kebutuhan untuk berlibur kini bisa diakses dengan mudah oleh orang per orang secara daring. Semua kebutuhan bisa didapatkan secara online. Mulai dari pesan hotel, transportasi, dan makan. Agen pun harus gigit jari karena tidak lagi mendapatkan pendapatan.

Evolusi Bisnis Pada satu sisi kemajuan teknologi telah memudahkan banyak pihak untuk bisa menikmati beragam layanan mulai dari berbelanja, berwisata, hingga mengurus beragam izin dan surat secara mudah. Sebaliknya para pedagang konvensional yang harus membuka toko kemudian menyediakan stok barang mulai kewalahan menghadapi gempuran pedagang daring.

 Praktisi bisnis yang juga menjabat Komisaris Garuda Indonesia, Donny Oskaria, melihat dunia usaha berubah begitu cepat sehingga kesempatan untuk berwirausaha jauh lebih besar dan lebih mudah. “Tren ke depan kesempatan untuk membuka usaha lebih besar karena terjadi evolusi luar biasa cara berbisnis dari konvensional ke digital,” kata dia.

Ia memberi contoh dulu untuk berdagang pakaian harus beli toko kemudian mengisi barang, namun hanya mampu diakses pembeli dengan area yang terbatas. Sekarang untuk berbisnis pakaian cukup punya modal ratusan ribu, bikin lima sampel baju, foto kemudian masukan di internet seluruh dunia bisa membeli. Selain itu jika dulu orang membayangkan perusahaan besar itu adalah memiliki pabrik besar dengan karyawan ribuan sekarang tidak berlaku lagi.

 

Kapitalisasi

Perusahaan besar General Elektric sekarang bisa dikalahkan oleh usaha transportasi dalam jaringan yang tak pernah punya kendaraan satu pun, tetapi pasarnya jauh lebih besar karena mampu memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat. Ia juga membandingkan perusahaan penyedia tiket pesawat Traveloka dengan total penjualan tiket per tahun Rp17 triliun.

Perusahaan itu baru saja ditawar seharga Rp26 triliun, padahal tidak punya cabang dengan karyawan hanya 350 orang. “Ini dunia masa depan, cara memenangkan persaingan adalah memahami kebutuhan konsumen dan perilakunya,” ujar dia. Ia melihat dalam memenangkan persaingan bisnis pada era digital kuncinya adalah terus melakukan inovasi.

Saat ini jumlah barang di pasar meningkat drastis sehingga ada banyak pilihan bagi konsumen, pemenangnya adalah pelaku usaha yang paling kreatif dan inovatif. Menurut Donny, semakin pelaku usaha kreatif dan mengenal target pasar maka akan dapat memenangkan persaingan.

Ia memberi contoh dulu toko kerudung hanya sekitar 20, sekarang karena orang dapat berdagang melalui internet bisa mencapai 1.000 penjual menyebabkan produk lebih variatif dan kompetitif. Oleh sebab itu pelaku usaha harus mampu berinovasi dan bersaing untuk memenangkan pasar. Selain itu akibat banyaknya produk yang beredar di pasar kecenderungan terhadap tren suatu barang menjadi lebih pendek.

Dulu suatu barang bisa bertahan hingga enam bulan, sekarang dua bulan sudah berganti model terbaru. Artinya kemajuan teknologi jika digunakan dengan tepat merupakan peluang besar bagi pelaku usaha, sebaliknya jika tidak melakukan inovasi alamat akan digilas persaingan usaha yang kian ketat.

wartawan
Redaksi
Category

Wajib Pajak Diminta Segera Lakukan Aktivasi Akun Coretax

balitribune.co.id | Denpasar - Direktur Jenderal Pajak, Bimo Wijayanto, menegaskan wajib pajak di seluruh Indonesia diimbau segera melakukan pendaftaran dan aktivasi akun Coretax, agar dapat menikmati layanan perpajakan secara penuh. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Denpasar, Selasa (25/11).

Baca Selengkapnya icon click

Badai Cedera Usai, Arsenal Siap Lawan Bayern Munich dan Chelsea

balitribune.co.id | Jakarta - Tim kasta atas asal Inggris, Arsenal siap meraih gelar juara Liga Primer meski kekurangan pemain andalan akhir-akhir ini. Meski begitu tampaknya kekhawatiran mereka akan segera mereda karena pemain yang absen akan segera kembali merumput bersama The Gunners.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Menjelang Nataru, Warga Sumba Barat Daya Diminta Jaga Kamtibmas di Bali

balitribune.co.id | Denpasar - Menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru), warga Sumba Barat Daya (SBD), NTT diminta untuk ikut menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Bali. Permintaan ini dikumandangkan langsung oleh Ketua Ikatan Keluarga Sumba Barat Daya (IKSBD) Bali, Samuel Sairo Kalumbang dalam acara diskusi dengan Polda Bali di Denpasar, Selasa (25/11). 

Baca Selengkapnya icon click

BRI Region 17/ Denpasar Dukung Program Strategis Nasional 3 Juta Rumah Melalui Penyaluran KPRS dan KPP

balitribune.co.id | Denpasar - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Region/17 Denpasar terus memperkuat komitmennya dalam mendukung Program Strategis Nasional (PSN) penyediaan 3 juta rumah bagi masyarakat. Pada tahun 2025, BRI Region 17/ Denpasar catat penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) sebesar Rp200,42 miliar untuk memperluas akses hunian layak dan terjangkau.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kredit Program Perumahan Merupakan Semangat Kolaborasi Pemerintah, Perbankan dan Pelaku Industri

balitribune.co.id | Mangupura - Bali membutuhkan alokasi anggaran untuk penyediaan 32 ribu rumah rakyat layak huni. Melalui perhatian pemerintah pusat dengan adanya program Kredit Program Perumahan (KPP), Gubernur Bali, Wayan Koster menargetkan kepemilikan rumah layak huni bagi masyarakat Bali rampung dalam lima tahun.

Baca Selengkapnya icon click

BRI Peduli Salurkan Bantuan TJSL “Ini Sekolahku” 2025 dan Beasiswa Pelajar 2025 untuk Siswa SDN 1 Belimbing Tabanan

balitribune.co.id | Tabanan - Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan dan komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia, BRI melalui Program BRI Peduli TJSL “Ini Sekolahku” 2025 kembali memberikan dukungan fasilitas pendidikan kepada SDN 1 Belimbing, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Senin (24/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.