Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Kasus Djoko Tjandra : Fenomena Manusia Loba

Bali Tribune /Wayan Windia - Guru Besar (E) pada Fak. Pertanian Univ. Udayana dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Made Sanggra, Sukawati.

balitribune.co.id | Koruptor Djoko Tjandra (DT) akhirnya tertangkap. Itu disebabkan karena ia sudah menyinggung perasaan para penegak hukum Indonesia. Ia telah mengorbankan tiga jenderal (polisi), plus seorang jaksa (di Kejagung), dan plus seorang lurah, demi untuk usaha kebebasannya. Bahkan kepala negara ikut campur tangan untuk memberi perintah, agar DT segera ditangkap. Di manapun DT berada.

Akhirnya koruptor yang melanglang-buana dan keluar-masuk Indonesia dengan se-enaknya, tertangkap juga. Bahkan ia “dijemput” dengan pesawat khusus di Malaysia. Kita beruntung, karena ada Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) yang mulai mengungkap kasus ini.

Kasus ini mencuat, karena DT terlalu loba. Ia adalah sebuah cermin dari sosok manusia yang loba. Sudah belasan tahun bisa “bebas” melanglang buana (bahkan sudah tercatat sebagai WN Papua Nugeni), lho kok masih belum puas juga. Ia lagi-lagi ingin “main-main” dengan penegak hukum di Indonesia, untuk bisa melakukan PK di MA.

Heran juga. Ia sudah melakukan korupsi, sudah lari, sudah menjadi buronan, lalu lagi-lagi “mempermainkan” penegak hukum kita. Kok tega benar. Ia mungkin mengira bahwa dengan uang-nya yang banyak, ia dapat “membeli” semua penegak hukum di Indonesia. Kalau saja DT mau berbisnis di Papua Nugeni, dan main sogok di sana, mungkin bisnis-nya sudah semakin kuat.

Sepandai-pandai tupai melompat, maka sesekali pasti akan gagal juga. Demikian kata pepatah kuno. Inilah fenomena yang kini dialami oleh DT. Kiranya, kali ini DT tidak akan dapat berkutik lagi. PK-nya sudah kandas, dan ia sudah mulai merasakan masuk sel. Ia yang sudah biasa hidup di ruangan ber-AC, maka sekarang harus membiasakan diri hidup dalam ruangan yang lembab, di ruangan yang sempit.  Sulit rasanya ia bisa bebas. Karena kasusnya sudah menjadi wacana publik.  Kecuali ada lobi yang intensif dari negara Papua Nugeni, dan bisa berhasil membawa DT ke sana. Dan kalau hal itu bisa terjadi, maka mungkin bumi ini akan menangis sangat sedih.

Pada dasarnya, manusia itu loba, angkuh, dan sombong. Ingin bebas-merdeka. Dalam filsafat Bali, disebutkan bahwa manusia itu memiliki musuh yang disebut dengan sad-ripu.  Itulah sebabnya, manusia itu harus dibentengi dengan berbagai koridor kehidupan. Koridor itu disebut dengan : nilai, norma, dan etika. Nilai, untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Norma, untuk membedakan antara yang baik, dan yang buruk. Etika, untuk membedakan, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Kalau manusia tidak memperhatikan koridor kehidupan itu, maka mereka akan menemukan kehancurannya. Hal ini pernah terjadi dalam sejarah manusia, kira-kira 1500 tahun Sebelum Masehi di Athena. Raja Perikles di Athena membangun kerajaannya dengan semangat demokrasi. Namun dengan kemunculan kaun Sofis (kaum cerdik pandai), maka mereka tampaknya tidak puas dengan semangat demokrasi yang dibangun oleh Perikles. Lalu semangat demokrasi berkembang menjadi anarkhis. Ketika terjadi anarkhi itulah Kerajaan Athena runtuh.

Itulah sebabnya, kini dikembangkan pemikiran bahwa, dalam negara demokrasi, maka hukum harus ditegakkan. Kalau hukum tidak berhasil ditegakkan, maka negarapun bisa runtuh. Karena manusia bisa bertindak semau gue. Kemudian muncul sifat dasar manusia yang penuh dengan sad-ripu. Kalau sad-ripu sudah bisa merajalela, negara pasti akan runtuh.   

Demikianlah adanya. Karena manusia memiliki sad-ripu, maka DT tampaknya mencoba memanfaatkannya dengan maksimal. Tapi manusia memiliki batas karma. Lalu semuanya gagal. Masalahnya, kenapa DT dengan rasa percaya diri yang tinggi, keluar-masuk NKRI, untuk bisa mengajukan PK di Mahkamah Agung Indonesia? Aneh sekali. Ia dan pengacaranya pasti paham, bahwa untuk mengajukan PK, maka yang bersangkutan harus hadir di persidangan. Kalau ia hadir, maka ia pasti akan ditangkap. Tapi kok dilakukan juga? Mungkin DT memiliki keyakinan yang kuat (dengan uangnya yang melimpah, lalu sogok sana dan sogok sini), maka PK-nya akan diterima. Dapat dibayangkan, kalau fenomena itu yang terjadi. Betapa bopengnya wajah Indonesia di mata publik.

Pihak Indonesia Corruption Watch (ICW) memiliki data bahwa, masih ada 39 buronan koruptor Indonesia di luar negeri. Kalau saja DT tidak loba dan ambisius, maka ia mungkin sama nasibnya dengan rekan-rekannya itu di luar negeri. Tetap tenang-tenang saja, karena pemerintah mungkin kewalahan memburu mereka. Dengan hasil korupsi uang rakyat di Indonesia, para koruptor itu membangun di negeri orang, untuk mensejahterakan rakyat di negeri tsb. Sungguh menyedihkan bukan?.

Itulah sebabnya, ICW ingin agar momentum tertangkapnya DT, bisa dijadikan teladan untuk menangkap buronan koruptor lainnya. Mungkin dana yang diperlukan cukup besar. Mungkin diperlukan hubungan yang sangat baik antar negara. Tetapi apapun prasyaratnya, maka negara tidak boleh kalah melawan koruptor. Sebagaimana halnya tekad pemerintah yang tidak mau kalah melawan teroris. Untuk apa? Demi tegaknya wibawa negara dan pemerintah. Demi nama baik negara-bangsa. Sebuah negara, yang kelahirannya dibela dengan tetesan darah, keringat, dan air mata para pejuang kemerdekaan kita.

 

wartawan
Wayan Windia
Category

Gubernur Ajak Generasi Muda Isi Kemerdekaan dengan Tindakan Nyata

balitribune.co.id | Tabanan - Peringatan Hari Puputan Margarana ke-79 diselenggarakan dengan khidmat di Taman Makam Pahlawan Margarana, Tabanan, Kamis (20/11). Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyerukan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan melalui kontribusi nyata bagi bangsa. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

aksa Tetangga Kekerasan Seksual Anak Kembali Terulang, Pelaku Orang Dekat

balitribune.co.id | Negara - Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jembrana, hingga kini terus menjadi sorotan. Pasalnya statistik kasusnya terus mengalami lonjakan. Teranyar, kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur dialami seorang siswi di salah satu desa di Kecamatan Melaya. Kasus ini pun menjadi perhatian serius aparat terkait di Jembrana.

Baca Selengkapnya icon click

Umanis Galungan, Umat Hindu Berbagai Daerah Padati Pura Lempuyang

balitribune.co.id | Amlapura - Pada momen Umanis Galungan, umat Hindu dari berbagai daerah di Bali silih berganti datang untuk melakukan persembahyangan di Penataran Agung maupun di Pura Luhur yang berada di puncak Gunung Lempuyang.

Rangkaian Pujawali di Pura Sad Khayangan ini sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu, dimana puncak karyanya berlangsung pada Wraspati Umanis Wuku Dungulan atau pada saat Umanis Galungan, Kamis (20/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jawara Modifikator Region Pamerkan Karya di Final Battle HMC 2025

balitribune.co.id | Garut -  Diikuti ribuan modifikator, puncak pesta Honda Modif Contest (HMC) 2025 ditutup dengan hamparan puluhan modifikasi sepeda motor Honda yang berkelas, berkarakter, dan siap menginpirasi.Gelaran kreativitas yang mengusung tema #Ridecreation ini telah hadir di 10 kota besar di Indonesia dan berakhir pada puncak final battle HMC yang disaksikan ribuan pecinta sepeda motor Honda di Yonif 303 SSM Cibuluh, Garut, Jawa Barat pad

Baca Selengkapnya icon click

Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Karangasem Berbaur dalam Jalan Santai Jelang HUT KORPRI dan PGRI

balitribune.co.id | Amlapura - Dalam rangka menyambut HUT KORPRI ke-54 dan HUT PGRI ke-80, ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru se-Kabupaten Karangasem mengikuti kegiatan Jalan Santai pada Minggu, 16 November 2025. Kegiatan ini mengambil start dan finish di GOR Gunung Agung Amlapura.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.