
balitribune.co.id | Badung - Demonstrasi yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota di Indonesia beberapa waktu lalu telah menyebabkan sejumlah negara mengeluarkan peringatan perjalanan atau Travel Warning bagi warga negara-negara tersebut untuk berhati-hati selama berada di Indonesia. Adapun negara yang mengeluarkan Travel Warning tersebut yakni Amerika Serikat, Inggris Raya, Malaysia, Singapura, Prancis, Kanada, Jepang hingga Filipina.
PascaTravel Warning tersebut, pengelola kawasan hotel berbintang di Nusa Dua Kabupaten Badung menegaskan belum menerima adanya pembatalan pemesanan kamar hotel. Terhitung per 31 Agustus 2025, okupansi atau tingkat hunian kamar hotel hingga saat ini telah mencapai lebih 75 persen didominasi wisatawan asing. Kendati okupansi hotel berbintang masih stabil, keamanan dan kewaspadaan pun tetap ditingkatkan untuk meyakinkan kepercayaan wisatawan internasional terhadap Bali sebagai destinasi yang aman dikunjungi.
Pengelola kawasan pariwisata Nusa Dua, Troy Reza Warokka mengatakan, menyikapi Travel Warning dari sejumlah negara dengan meningkatkan keamanan di dalam kawasan. "Belum ada pembatalan, namun tetap meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap Bali dan kawasan khususnya bahwa aman dan nyaman untuk dikunjungi," ujarnya beberapa waktu lalu di kawasan setempat, Badung.
Lebih lanjut ia mengatakan, situasi keamanan Bali yang kondusif memengaruhi trafik kunjungan wisatawan ke kawasan Nusa Dua yang mencatat telah mencapai 1.662.080 kunjungan sepanjang Januari hingga Juni 2025 atau setara sekitar 51 persen dari target tahunan 3,26 juta kunjungan. Rata-rata okupansi hotel di kawasan ini selama semester satu sebesar 73,06 persen dengan puncak okupansi pada bulan Juni mencapai 82,17 persen.
Terkait peningkatan keamanan di kawasan pariwisata ini kata dia patroli satuan pengamanan lebih ditingkatkan dengan melibatkan unsur TNI/Polri dan Pecalang hingga penggunaan satwa anjing pelacak K9. "Kami di kawasan meningkatkan pengamanan dengan melakukan koordinasi bersama TNI/Polri dan Pecalang adat. Apel pengamanan bersama pun dilakukan menandai pelaksanaan patroli keamanan mengantisipasi potensi gangguan Kamtibmas," kata Troy.
Ia menambahkan, dalam memperkuat standar keamanan di kawasan wisata premium ini, sejumlah anjing pelacak K9 jenis Labrador Retriever dikerahkan untuk memeriksa hal-hal yang mencurigakan termasuk mendeteksi potensi bahaya adanya bahan peledak. "Uupaya ini dilakukan untuk menjamin kualitas keamanan dan kenyamanan bagi para tenant dan wisatawan, baik domestik maupun dari mancanegara," tambahnya.
Sementara itu Wakil Pecalang Desa Adat Bualu, Nyoman Wirana mengatakan, Pecalang di desa penyangga kawasan pariwisata Nusa Dua turut dilibatkan membantu pengamanan. Mengingat Bali sebagai tujuan wisata, dimana kawasan Nusa Dua kerap didatangi turis-turis dari mancanegara dan domestik. Apalagi saat ini pada 5 September 2025 pemerintah menetapkan sebagai libur nasional untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw bertepatan akhir pekan.
Pecalang Desa Adat Bualu pun dilibatkan oleh pengelola kawasan Nusa Dua untuk meningkatkan keamanan wisatawan yang menikmati libur akhir pekan yang panjang bertepatan libur nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Para Pecalang/Satgas keamanan desa adat setempat melakukan patroli menyisir sejumlah tempat-tempat wisata guna menjaga situasi Kamtibmas.
Hal ini dilakukan untuk meyakinkan agar wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri tetap bisa menikmati liburannya ke Bali dengan rasa aman dan nyaman. Pecalang setempat telah dilatih menjalankan prosedur keamanan tradisional yakni membunyikan Kulkul atau kentongan sebagai tanda bahaya. Bunyi Kulkul akan segera menggerakkan warga dan petugas desa untuk mengambil tindakan cepat.
Di era modern ini peran Pecalang menjadi semakin relevan sebagai jembatan antara tradisi dan kemajuan maupun antara lokalitas dan globalitas. Pecalang tidak hanya hadir saat upacara adat atau perayaan keagamaan, namun juga aktif menjaga ketertiban sosial dan keamanan lingkungan terutama saat momen-momen penting seperti libur nasional. Keunikan sistem keamanan berbasis adat dan budaya ini pun dapat menjadi nilai tambah bagi Bali sebagai salah satu destinasi tujuan wisata dunia.