Diposting : 10 September 2020 08:14
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Semarapura - Keberadaan angkutan perintis bantuan dari pemerintah pusat, mulai dikeluhkan masyarakat. Selain karena mobil perintis yang diberikan merupakan mobil bekas yang sudah berusia tua, keberadaan angkutan umum tersebut juga dianggap mengancam mata pencaharian para sopir angkutan umum di Nusa Penida.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta ketika dikonfirmasi menjelaskan, dirinya sempat mengira 8 mobil perintis yang dibantukan pemerintah pusat ke Nusa Penida merupakan mobil baru. Namun ternyata semuanya merupakan mobil lama, dan sempat diinformasikan satu mobil sempat mogok di Nusa Lembongan beberapa waktu lalu. "Angkutan perintis memang begitu, semuanya mobil lama. Tapi bagaimanapun niat baik pemerintah, harus disyukuri," ungkapnya baru baru ini.
Menurut Bupati Suwirta, angkutan perintis tersebut sifatnya hanya sementara. Jika nanti angkutan umum sudah berperan maksimal, angkutan perintis ini akan berhenti beroperasi. "Ini semuanya untuk memotivasi angkutan umum yang ada. Serta yang paling penting, membantu masyarakat di tengah-tengah situasi himpitan ekonomi seperti saat ini. Sehingga masyarakat bisa menikmati harga transportasi yang lebih murah," jelasnya
Dirinya tidak menampik, jika kehadiran mobil angkutan perintis itu mengusik para sopir angkutan umum di Nusa Penida. Namun menurutnya kepentingan publik, harus diutamakan dari pada kepentingan beberapa pihak. Apalagi dalam situasi pendemi seperti saat ini, kepentingan umum harus lebih diprioritaskan. "Yang jelas angkutan perintis ini opersionalnya dibantu pemerintah pusat, sehingga pengeluaran masyarakat untuk angkutan bisa berkurang. Namun satu sisi memang ada polemik, beberapa sopir angkutan umum di Nusa Penida berkurang pendapatannya. Tapi kita semua harus berpikir dalam lingkup yang lebih luas. Masyarakat di saat seperti ini, perlu angkutan dengan tarif yang murah," jelas Bupati Suwirta.
Dari segi kelayakan, angkutan perintis semuanya terdiri dari mobil-mobil yang sudah tua. Serta ukurannya pun relatif besar, untuk ukuran jalan di Nusa Penida. Namun ketika di test di semua trayek, mobil bisa masuk. Hanya saja khususnya di Lembongan, mobil perintis cukup susah masuk karena jalannya yang kecil. "Sehingga kedepan kami usulkan untuk Nusa Lembongan mungkin nanti mobilnya bisa lebih kecil lah," ungkapnya.
Delapan unit armada perintis tersebut diserahkan pemerintah pusat, melalui Kementerian Perhubungan, Rabu (2/9). Pemberian armada perintis berupa minibus damri, dikarenakan Nusa Penida merupakan pulau terluar yang belum terjamah oleh angkutan-angkutan swasta secara penuh. Pengoperasiannya mobil perintis tersebut diberikan kepada Perum Damri, untuk melayani 6 trayek perintis di Nusa Penida dengan rute trayek, Batununggul – Batumadeg, Suana – Ped dan Jungut Batu– Lembongan. Ketika memanfaatkan angkutan umum perintis tersebut, masyarakat umum dikenakan tarif Rp5000. Sementara untuk siswa Rp2500.