balitribune.co.id | Denpasar - Sejak 22 Januari 2023, wisatawan Tiongkok sudah mulai masuk ke Bali dengan penerbangan carter pasca-pandemi Covid-19. Selanjutnya pada Maret 2023 penerbangan berjadwal dari Tiongkok ke Bali sudah dibuka. Saat ini (per 8 Mei 2023) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali melayani 4 rute menuju Tiongkok daratan yakni Shanghai, Shenzhen, Guangzhou, dan Xiamen dengan 4 maskapai.
Berdasarkan data dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Wilayah Bali, kedatangan wisatawan Tiongkok ke Pulau Dewata menempati posisi ketiga dengan jumlah 25.383 turis Tiongkok periode April 2023. Seperti diketahui, wisatawan asal Tiongkok sempat menduduki posisi tertinggi kedatangannya ke Bali sebelum pandemi Covid-19 yakni pada 2019 lalu.
Posisi pertama kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali yakni asal Australia dengan jumlah 106.820 orang dan kedua, India dengan jumlah 36.278 orang pada April 2023. Kondisi ini tentu menujukan tren pertumbuhan positif dalam pemulihan pariwisata Bali pasca-pandemi Covid-19.
Pelaku pariwisata Bali optimistis kedatangan turis dari Negeri Tirai Bambu akan semakin meningkat seiring semakin banyaknya maskapai yang melayani rute Tiongkok ke Bali. Seperti disampaikan I Nyoman Sudirgayusa, salah seorang pelaku pariwisata di Bali yang mengelola puluhan akomodasi termasuk hotel, vila dan resor saat ditemui beberapa waktu lalu.
Di properti yang dikelolanya pun sudah menerima turis Tiongkok sejak Pemerintah Negeri Tirai Bambu membuka perbatasan dan mengizinkan warganya berwisata ke luar negeri. "Perkembangan tren kunjungan kedepan, Eropa dan Australia masih menjadi pasar potensi. Selain itu ada pula Amerika dan Asia diantaranya Korea dan India. Kita antisipasi (sambut) juga kedatangan Cina (Tiongkok) khususnya yang level atas," jelasnya.
Dia mengakui tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di Bali sudah membaik dengan rata-rata okupansi sudah mencapai 80-an persen. Direktur Paasha Atelier Hotel Kuta, Arianto Sjarif mengaku optimistis pariwisata Bali memiliki prospek yang cerah setelah Pemerintah Tiongkok memperbolehkan warga negaranya berwisata ke luar dari negaranya. "Saat ini tingkat hunian kamar sudah mulai merangkak diatas 60 persen yang diisi dari domestik, Asia, Rusia dan Cina sejak Januari 2023. Cina sudah masuk sesuai kontrak yang dilakukan bersama agent-agent market Cina," bebernya.
Sebelumnya, Sekretaris Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Nyoman Subrata menyampaikan, dengan dibukanya border Cina (perbatasan Tiongkok) suatu gairah lebih baik lagi. Pasalnya, biro perjalanan wisata (BPW) yang menangani pasar Cina ada sekitar 70-an BPW di Bali dan sudah sekitar 2 tahun lebih diam, menganggur bahkan ada yang menutup usahanya. "Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya penerbangan dari Tiongkok ke Bali, jika nantinya terjadi lonjakan di pangsa pasar Cina, harus diantisipasi dengan ketersediaan SDM yang mumpuni," paparnya.
Ia mengatakan, saat ini pasar India pun sudah terus berdatangan ke Bali. Kemudian Juni hingga Agustus akan terjadi musim liburan bagi wisatawan Eropa yang akan lebih banyak datang ke Bali. Sedangkan Rusia akan datang pada musim liburan mereka pada Oktober sampai Desember. Diharapkan untuk tahun ini target kunjungan wisatawan asing ke Bali dapat terealisasi. Bahkan BPW di Bali pun sangat optimis bisa mencapai target ini dengan sinergi bersama stakeholder.