
balitribune.co.id | Mangupura - Menjelang penyelenggaraan Bali Fashion Network® (BFN) 2026 pada 18 Oktober mendatang di International Conference Center (ICC) Bali, dukungan terhadap industri fashion berkelanjutan semakin menguat. Tahun ini, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) akan turut berpartisipasi aktif, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem industri kreatif nasional melalui sinergi nyata dengan pelaku industri.
Reni Yanita selaku Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), bersama Dickie Sulistya Aprilianto, Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya, dijadwalkan hadir untuk menyampaikan pandangan strategis mengenai arah dan peluang pengembangan industri fashion khususnya di Bali. Keduanya akan menyoroti pentingnya kolaborasi antara regulasi, inovasi, dan kreativitas dalam membangun industri yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan.
“Kami percaya, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku kreatif menjadi kunci pertumbuhan industri fashion nasional,” ujar Chris Rianto, Founder & CEO Paramatex, sekaligus inisiator Bali Fashion Network di Badung kepada awak media, Sabtu (11/10).
Kata dia, BFN 2026 dihadirkan sebagai ruang kolaborasi yang nyata tempat desainer, produsen, dan regulator bisa bertemu, berdialog, dan membangun sinergi agar industri fashion khususnya di Bali agat semakin kuat dan berdaya saing global. Sebagai inisiator acara ini, Paramatex supplier kain yang telah berdiri lebih dari satu dekade ini terus memperkuat perannya sebagai mitra utama bagi pelaku fashion di seluruh Indonesia.
Tahun ini, perusahaan memperkenalkan lini kain terbaru yang menggabungkan teknologi modern, desain kreatif, dan standar kualitas tinggi mulai dari woven premium hingga layanan digital print. Melalui inovasi tersebut, Paramatex berkomitmen menghadirkan solusi bagi fashionpreneur yang ingin menciptakan produk berkualitas dengan efisiensi dan estetika yang tinggi. Dengan 70 tenant atau mengalami kenaikan sebesar 30% dari tahun lalu yang berpartisipasi, termasuk 12 brand dan garment lokal dan internasional yang akan tampil dalam fashion show di antaranya WL Productions, Gino Valentino, S&F Garment Manufacture, Swimwear Manufacture ID, PT Giore Artha Jaya, Richi Rich, JustJoDesign, Sarada Wear, Segara Essentials, Hormesis Attire, Sarassuwan, dan IDB Bali.
Bali Fashion Network 2026 menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding tahun sebelumnya.
“Kami ingin menegaskan bahwa Bali bukan hanya panggung mode, tetapi juga pusat pertumbuhan ekosistem industri kreatif Indonesia,” tambah Chris Rianto.
Kata dia, melalui BFN menunjukkan bahwa dari Bali bisa membangun jembatan antara kreativitas lokal dan peluang global. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas kreatif, Bali Fashion Network® 2026 diharapkan menjadi momentum penting bagi kemajuan industri fashion Indonesia menuju masa depan yang berdaya saing global, berkelanjutan, dan memberdayakan banyak pihak.