
balitribune.co.id | Amlapura - Kepala BNPB, Letjen Ganip Warsito, Minggu (17/10/2021) mengunjungi posko tanggap darurat bencana gempa bumi yang berlokasi di Kantor Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Dalam kunjungannya tersebut Ganip Warsito mendapatkan penjelasan dari Perbekel Desa Ban, I Gede Tamu Sugiantara, terkait kondisi terkini dampak kerusakan dan korban luka-luka yang diakibatkan oleh gempa bumi berkekuatan 4.8 Skala Richter (SR), utamanya di Dusun Jati Tuhu dan Temakung yang paling terparah terkena dampak.
Kepada awak media, Ganip Warsito menyampaikan duka cita mendalam atas korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (16/10/2021) dinihari lalu tersebut. Namun pihaknya memastikan jika penanganan korban gempa utamanya yang mengalami luka-luka berlangsung dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh media ini, jumlah korban luka-luka hingga saat ini berjumlah 73 orang dan satu orang meninggal dunia.
Dari data yang diperoleh juga disebutkan jika sebanyak 1049 warga di 13 banjar yang ada di Desa Ban, terkena dampak bencana gempa, dimana kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh guncangan gempa yang berpusat di darat tersebut, berjumlah 630 unit rumah rusak ringan dan 403 unit rumah mengakami rusak berat atau roboh, sementara sebanyak 111 bangunan tempat ibadah yakni pura mengalami rusak berat dan ringan.
“Dalam kontek bencana, gempa bumi ini berkekuatan 4.8 SR, tetapi mengakibatkan dampak kerusakan yang cukup besar, kalau gak salah aa seribuan lebih bangunan yang mengalami kerusakan. Ini sudah dengan cepat dutangani oleh masyarakat, TNI, Polri dan BPBD. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih,” ucap Ganip Warsito.
Dalam kejadian bencana yang paling dahulu dilakukan adalah penyelamatan korban, dan saat ini pihaknya tengah melakukan upaya-upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup para korban atau warga yang terkena dampak gempa. Lantas bagaimana dengan rehabilitasi atau perbaikan rumah warga yang rusak akibat bencana? Ditegaskannya hal tersebut merupakan bagian dari mitigasi yang dilakukan BNPB. Pihaknya akan melakukan pendataan tingkat kerusakan, dimana kedepannya akan dilaksanakan program rehabilitasi rumah korban bencana gempa yang mengalami kerusakan.
“Jadi penanggulangan dan tanggap bencana itu ada tahapannya. Kita perlu pertimbangkan juga bahwa Kabupaten Karangasem ini merupakan salah satu daerah rawan bencana, longsir dan gempa bumi karena berada diatas sesar yang bergerak,” sebutnya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah mitigasi agar kedepannya jika terjadi bencana, dampaknya bisa di minimalisir.
Sementara itu, Kalak BPBD Karangasem yang juga Koordinator Posko Tanggap Darurat Bencana Gempa Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, kepada awak media mengatakan, untuk saat ini bantuan dari berbagai pihak sudah berdatangan ke posko. Ditegaskannya, untuk penanganan pasca bencana pihaknya memang tidak membangun tenda pengungsian komunal, karena itu tidak memungkinkan mengingat warga tinggalnya berjauhan dari satu rumah kerumah lainnya.
“Kita tidak membangun tempat pengungsian yang sifatnya komunal, tapi kita akan salurkan terpal untuk nantinya dipakai oleh warga membuat tenda pengungsian di masing-masing halaman rumah mereka,” tandasnya. Pun demikian pihaknya juga tidak mendirikan dapur umum, namun nantinya secara terorganisir bantuan berupa paket sembako akan disalurkan ke masing-masing kepala keluarga untuk dimasak sendiri dirumah mereka.
“Yang paling dibutuhkan warga korban bencana saat ini adalah sembako, alas tidur, selimut, dan terpal untuk membuat tenda,” bebernya.