Kepala SMP/MTs Dipanggil, Diintruksikan Tidak Lagi Mewisuda Siswa | Bali Tribune
Diposting : 17 May 2019 23:13
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ DIKUMPULKAN - Seluruh kepala sekolah SMP/MTs dikumpulkan untuk tidak lagi menggelar wisuda saat kelulusan siswanya.
balitribune.co.id | Negara - Setelah mencuatnya keluhan para orangtua murid terhadap pelaksanaan perpisahan dengan menggelar wisuda (graduation) di hampir seluruh SMA/SMK di Jembrana, akhirnya disikapi instansi terkait di Jembrana. Menghindari keluhan yang sama, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Jembrana melarangan sekolah untuk kembali menggelar wisuda bagi siswa lulusannya seperti yang sebelumnya sudah digelar oleh SMA/SMK.
 
Sebelumnya pasca ujian nasional (UN), hampir seluruh SMA/SMK negeri maupun swasta di Jembrana melaksanakan perpisahan. Namun perpisahan yang sejak beberapa tahun terakhir diformat pelaksanaannnya dengan wisuda (graduation) justru dikeluhkan oleh orangtua siswa. Para orangtua siswa terumatama yang berasal dari keluarga kurang mampu dibuat kelimpungan dengan biaya acara yang glamor layaknya wisuda di perguruan tinggi tersebut. Selain biaya untuk acara, juga siswa harus mengeluarkan biaya make up dan pakaian. Sejumlah orangtua murid juga mempertanyakan dasar pelaksanaan wisuda di kalangan siswa tersebut.
 
Banyaknya keluhan dari wali murid SMA/SMK tersebut, akhirnya disikapi instansi terkait di Jembrana. Tidak ingin ada polemik terkait perpisahan yang disulap menjadi wisuda, sebelum pelaksanaan pelepasan dan perpisahan pada jenjang SMP/MTs, seluruh kepala sekolah telah dipanggil dan dikumpulkan. 
 
Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Jembrana I Nengah Wartini dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar I Nyoman Wenten mengakui pihaknya telah merapatkan Kepala SMP/MTs terkait mekanisme pelaksanaan resepsi perpisahan dan pengumuman kelulusan SMP/MTs sehingga tidak menimbulkan keluhan di masyarakat. Dalam rapat tersebut telah disepakati tidak lagi diakan wisuda bagi siswa lulusan SMP/MTs. “Resepsi perpisahan disekolah dilaksanakan secara sederhana dalam bentuk persembahyangan bersama dengan menggunakan pakaian adat kepura dan bukan wisuda,” tegasnya. 
 
Begitupula untuk kegiatan pentas kesenian pada saat resepsi perpisahan menyesuaikan dengan potensi sekolah sebagai wujud representasi program ekstrakulikuler di sekolah, “Tidak perlu sampai bayar make up maupun pakaian mewah, pakai pakaian adat kepura warna putih, selesai sembahyang silahkan siswa yang berekspresi menampilkan kemampuan dan bakatnya,” ujarnya.
 
Kelulusan menggunakan pakaian adat ke pura itu diawali dengan persembahyangan bersama di padma sekolah masing-masing. Dilanjutkan pengumuman kelulusan siswa disampaikan dalam amplop tertutup kepada masing-masing siswa ataupun orangtua siswa. Pihaknya juga mengintruksikan sekolah agar berkoodinasi dengan aparat keamanan di wilayah masing-masing. 
 
“Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, masing-masing sekolah agar berkordinasi dengan aparat keamanan di Polsek Terdekat. Untuk menghindari aksi coret-coret, pakaian seragam bekas layak pakai disumbangkan melalui OSIS ke panti asuhan,” tandas I Nyoman Wenten.