Diposting : 29 August 2018 15:14
Djoko Moeljono - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Peselancar muda berbakat Indonesia, Ketut Agus dan Vittoria Farmer (Australia) baru saja memenangkan seri kualifikasi “world surf league” (WSL) “Nias Pro 2018” pada divisi pria dan wanita, setelah 4 hari menjelajahi gelombang ombak yang sempurna dan indah di Lagundri Bay, salah satu pulau terpencil di Nias, Indonesia.
Head of Media Communications Rip Curl SE Asia Gamelia Carbery, di Kuta, Selasa (28/8), menuturkan, berselancar di salah satu pecahan ombak terbesar di dunia, babak final ini telah menjadi sorotan bahwa perkembangan dunia selancar di wilayah Asia sangatlah luar biasa. Pada babak final pria, selain Kaito Ohashi (Jepang), Justin Bu’Ololo (surfer lokal) dan Kailani Johnson (Bali), surfer yang juga menjadi sorotan, yaitu Ketut Agus yang berhasil meraih kemenangan dan menjadi keberhasilan terbesar dalam karirnya yang masih belia.
“Saya sangat senang bisa memenangkan kompetisi WSL. Saya bisa bersaing dengan peselancar dari Australia, AS, Brasil, Jepang, dan masih banyak lagi negara-negara dengan peselancar yang hebat. Saya akan berangkat ke Pulau Simeulue untuk kompetisi yang berikutnya, semoga bisa menang lagi di sana,” kata Ketut Agus, yang masih berusia belia, 17 tahun.
Pemuda asal Bali ini memiliki rekor kompetitif elit di tingkat junior. Anak muda ini dengan percaya diri mengambil tiap kesempatan dan mengalahkan banyak pesaing internasional yang sudah berpengalaman.
Surfer asal Australia, Vittoria Farmer mendominasi seluruh putaran dari awal hingga akhir dan melaju ke babak final dengan nilai awal yang luar biasa (8,70), dan meninggalkan Nossa yang berusia 20 tahun. Surfer perempuan asal Bali, Kailani Johnson menemukan beberapa ombak yang baik selama final untuk terus memimpin dengan nilai 6,90, namun Farmer memberikan hasil lebih baik.
“Saya menikmati gelombang ombak yang sempurna dan bisa memenangkan kompetisi WSL di salah satu ombak terbaik dunia adalah perasaan yang luar biasa. Bisa berselancar dengan para gadis lain di air adalah luar biasa,” kata Farmer.
Justin Bu”Ulolo, sang juara lokal yang berselancar dengan sangat cemerlang di babak perempat final dan menyingkirkan peselancar terkenal Indonesia, Dede Suryana. Namun pada babak semi final, Justin Bu”Ulolo tidaklah beruntung dan gagal mendapatkan nilai 8,00 yang merupakan nilai tertinggi pada babak semifinal itu, hingga akhirnya menyerah kepada surfer asal Jepang, Kaito O Hashii.
Surfer asal USA, Skip McCullough (Cal/San Diego) menempati posisi ke-3, setelah kalah pada babak semifinal melawan Ketut Agus. Sepanjang kompetisi ini McCullough sangat ahli dalam mengendarai ombak dan mendapatkan banyak nilai tinggi.
“Ini adalah salah satu tempat dengan gelombang ombak terbesar di dunia dan sangat menyenangkan bisa berkompetisi dengan ombak yang berkualitas. Sirkuit WSL di Indonesia memang luar biasa dan saya sangat menantikan kompetisi selanjutnya di Pulau Simeulue minggu depan dengan ombak yang lebih sempurna,” harapnya.