balitribune.co.id | Denpasar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menyatakan bahwa kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali hingga November 2024 tetap stabil, ditopang oleh permodalan kuat, likuiditas memadai, dan profil risiko yang terjaga. Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, mengungkapkan hal ini dalam siaran pers pada Rabu (22/1).
Disebutkan, data perbankan menunjukkan penyaluran kredit di Bali mencapai Rp111,77 triliun, tumbuh 6,87% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (6,14% yoy). Kredit investasi tumbuh signifikan sebesar 18,79% (yoy), mencerminkan optimisme terhadap kondisi ekonomi Bali.
"Sektor UMKM menyerap 52,93% kredit, dengan pertumbuhan 7,44% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit terbesar berada di sektor konsumtif (34,09%) dan perdagangan besar/eceran (28,93%)," katanya.
Lantas ia juga menjabarkan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp189,98 triliun, tumbuh 13,30% (yoy). Peningkatan terbesar berasal dari tabungan yang naik Rp12,1 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 58,83%, menunjukkan fungsi intermediasi yang tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross berada pada 3,23%, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (3,12%). Namun, NPL net membaik ke 2,24% dibandingkan Oktober 2024 (2,33%). Rasio kecukupan modal (CAR) dan likuiditas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berada pada tingkat aman, masing-masing 35,41% dan 14,83%.
"Tingginya permodalan ini diyakini mampu menyerap risiko ke depan," ujarnya.
Sementara itu dari sisi jumlah investor pasar modal di Bali tumbuh signifikan hingga 22,25% (yoy), mencapai 140.708 Single Investor Identification (SID). Nilai kepemilikan saham mencapai Rp5,2 triliun, meningkat 16,02% (yoy). Transaksi saham sebesar Rp2,6 triliun tumbuh 50,90% (yoy).
Sektor pembiayaan juga mencatat pertumbuhan double digit meski melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Total pembiayaan perusahaan di Bali mencapai Rp11,89 triliun, tumbuh 11,87% (yoy). Tingkat Non Performing Financing (NPF) tetap terkendali pada 0,91%.
"Modal Ventura mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 9,88% (yoy), dengan nilai penyaluran mencapai Rp90,41 miliar. NPF Modal Ventura juga membaik ke 1,15% dibandingkan tahun sebelumnya (1,46%)," sebutnya.
Puji Rahayu juga mengungkapkan, OJK Bali terus mempersempit kesenjangan literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai program. Sepanjang 2024, OJK telah melaksanakan 640 kegiatan edukasi keuangan, menjangkau lebih dari 59.705 orang secara langsung dan 388.980 orang melalui media sosial.
"Program edukasi seperti SiMolek, “1-3 km care,” dan Kuliah Kerja Nyata Literasi Inklusi Keuangan (KKN LIK) berhasil menjangkau berbagai kelompok, termasuk penyandang disabilitas. OJK juga menggandeng universitas untuk mendukung literasi keuangan," imbuhnya.
Selain itu, sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) berhasil melaksanakan 952 kegiatan, mencakup program Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDa) dan akselerasi UMKM. Sebanyak 630.877 pelajar di Bali kini memiliki rekening tabungan, setara dengan 72,06% dari total pelajar.
OJK Bali menerima 481 pengaduan sepanjang 2024, dengan 98% kasus telah terselesaikan. Pelayanan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) meningkat signifikan hingga 135,39%, melayani 9.630 permintaan data.
"Dengan sinergi bersama Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan pelaku industri keuangan, OJK Bali optimis kinerja sektor jasa keuangan akan terus stabil dan tumbuh berkelanjutan. Kebijakan yang tepat dan penguatan manajemen risiko akan menjadi kunci utama menjaga momentum ini," pungkasnya.