Negara, Bali Tribune
Ternyata tidak mudah untuk melepaskan dan mengevakuasi KMP Munic III yang kandas dan tersangkut di perairan dangkal selatan Pelabuhan Gilimanuk, Selasa (11/10) lalu sekitar pukul 05.30 Wita. Butuh waktu 22 jam agar kapal milik perusahaan pelayaran PT Munic Line Jakarta itu bisa kembali berlayar. Bahkan, berbagai upaya dilakukan baik secara sekala maupun niskala.
Setelah beberapa kali upaya sekala atau nyata dengan menarik badan kapal dengan menggunakan tugboat Mitra Abugrah Banyuwangi namun sempat beberapakali gagal karena tali seling yang dipakai menarik sempat putus, akhirnya dilakukan upaya niskala.
Untuk mengevakuasi kapal dari perairan yang dikenal angker karena sering terjadi kecelakaan laut itu, pihak perusahaan pelayaran menghaturkan sesajen di Pantai Pura Segara Gilimanuk hingga penarikan dilakukan Selasa sore saat air mulai pasang sekitar pukul 15.30 Wita dengan menambah kapal penarik Persada. Evakuasi juga sempat dihentikan karena air kembali surut.
Saat puncak pasang pada Rabu (12/10) sekitar pukul 04.00 Wita kembali dilakukan evakuasi dengan dua kapal tugboat tersebut. Dibutuhkan waktu tiga puluh menit hingga akhirnya kapal yang dinakhodai Eko Marta tersebut bisa kembali berlayar sekitar pukul 04.30 Wita.
Sebelum kembali ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi untuk dilakukan pemeriksaan, lepas dari perairan dangkal KMP Munic III sempat bersandar di Gilimanuk untuk bongkar muatan yang saat itu diangkutnya yaitu enam unit mobil pickup, dua sepeda motor, satu bus dan mobil pribadi.
Manager Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Sugeng Purwono dikonfirmasi Rabu kemarin mengatakan pihak Syahbandar akan melakukan pemeriksaan terhadap KMP Munic III di Pelabuhan Ketapang untuk mengecek kondisi kapal dan mengetahui ada tidaknya kerusakan kapal yang melayani penyeberangan Jawa-Bali itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP)/Syahbandar Kelas III Gilimanuk, Boss Mascot mengungkapkan, dalam sepekan sudah ada dua kapal yang kandas di Selat Bali yaitu sebelum KMP Munic III pada Selasa dini hari, kejadian serupa juga dialami KMP Gerbang Samudra saat berlayar dari Ketapang menuju Gilimanuk pada Kamis (29/9).
Karakteristik perairan Selat Bali, diakuinya unik dibandingkan dengan perairan manapun di Indonesia. Bahkan, menurutnya, nakhoda yang berpengalaman sekalipun bisa kandas di Selat Bali sehingga perairan ini menjadi momok tersendiri.
Menurutnya, arus di Selat Bali sangat kuat dan sering berubah-ubah serta pasang surut secara tiba-tiba akibat perubahan arus dan kecepatan angin yang setiap saat bisa berubah mendadak. Pihaknya telah mengimbau kepada para nakhoda untuk mewaspadai uniknya Selat Bali.
Kendati menurutnya sering dilakukan ritual mapekelem dan baru-baru ini telah dilakukan ritual petik laut untuk mohon keselamatan di Selat Bali, namun entah kenapa masih ada kapal yang kandas dengan penyebab di luar logika.