Konjen Jepang di Denpasar Serahkan Penganugerahan Bintang Jasa Kepada Seniman Bali Prof. I Made Bandem | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 2 February 2020 18:51
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / upacara Penganugerahan Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2019 dari Pemerintah Jepang kepada Prof. I Made Bandem di Kediaman Resmi Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Jumat (31/1).
balitribune.co.id | Denpasar - Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar, Hirohisa Chiba menyerahkan Penganugerahan Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2019 dari Pemerintah Jepang kepada Prof. I Made Bandem di Kediaman Resmi Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Jumat (31/1). Pemerintah Jepang telah mengumumkan Penganugerahan Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2019 kepada warga negara asing pada 3 November tahun lalu. 
Salah satu penerima penghargaan tersebut berasal dari Bali yaitu Prof. I Made Bandem sebagai seorang akademisi dan budayawan terkemuka di Indonesia. 
 
Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar, Hirohisa Chiba menyampaikan bahwa Prof I Made Bandem dianugerahkan Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2019 oleh Pemerintah Jepang karena memberikan kontribusi dalam pertukaran akademis dan peningkatan saling pengertian antara hubungan persahabatan Jepang dan Indonesia.
 
Seperti diketahui Prof I Made Bandem adalah mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, mantan Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dan pendiri Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali. Dikatakan Hirohisa Chiba, Pemerintah Jepang dua kali dalam setahun memberikan Penganugerahan Bintang Jasa kepada warga negara asing diantaranya untuk Musim Gugur dan Musim Semi. 
 
Bintang Jasa ini diberikan karena meningkatkan pertukaran seni-budaya antara Jepang dan Indonesia dan meningkatkan saling pengertian hubungan persahabatan antara kedua negara dan bangsa. "Beliau (Prof I Made Bandem) adalah seorang pakar tari Bali dan seniman terkemuka, juga sangat terkenal sebagai peneliti seni-budaya dan insan akademis (budayawan dan akademisi)," jelas Hirohisa Chiba.
 
Sebagai Ketua ASTI atau Akademi Seni Tari Indonesia), yang bersangkutan pun secara aktif meningkatkan pertukaran akademis antara Jepang-Indonesia. Pertukaran penelitian, menerima mahasiswa Jepang, pertukaran mahasiswa maupun dosen terutama ISI Yogyakarta dengan Osaka City Univ. dan lainnya. Disampaikan Hirohisa Chiba, sebagai pendiri ITB STIKOM Bali, serta Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Prof I Made Bandem juga secara aktif mendorong kerja sama dengan universitas-universitas Jepang, antara lain Kyusyu Sangyo University, Bunkyo Univ. dan lainnya. 
 
"Pertukaran mahasiswa, pengiriman dosen, penelitian bersama, menerima kunjungan rombongan mahasiswa Jepang," jelasnya. 
Lebih lanjut dia memaparkan, selain itu juga menerima dan mengajar serta memberi bimbingan kepada mahasiswa Jepang yang datang ke Indonesia untuk belajar seni-budaya Indonesia seperti tari, gamelan dan sebagainya. Hingga saat ini, banyak mahasiswa dan peneliti yang belajar di Sanggar Seni Makaradhawaja milik Prof Bandem dan istrinya. 
 
Menurutnya, ratusan mahasiswa telah belajar dengan dukungan Prof Bandem. Begitupun cukup banyak lulusan yang setelah kembali ke Jepang mendirikan sanggar seni atau grup seni Indonesia dan memperkenalkan tarian Bali, gamelan, wayang kulit dan lainnya di Jepang. Disamping itu juga yang bersangkutan aktif menulis artikel tentang seni-budaya Jepang, dan juga mengikuti simposium internasional yang diselenggarakan di Jepang untuk memperkenalkan seni-budaya Bali dan Indonesia. 
 
"Pada tahun 1997, Prof Bandem ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai Artistic Director pada Festival Persahabatan Indonesia Jepang yang diadakan di Jepang. Selama 14 bulan, setiap bulan memimpin tim kesenian Indonesia ke Jepang," ungkap Hirohisa Chiba.
 
Pada tahun 2018, Prof Bandem beserta istri mendukung secara penuh pelaksanaan acara pembukaan peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Jepang-Indonesia yang dilaksanakan di Bali sepanjang tahun 2018, termasuk menghadiri simposium, menciptakan dan memimpin tarian pembukaan serta mempromosikan acara tersebut ke masyarakat luas. 
 
"Sebagai akademisi di bidang seni-budaya, telah bersumbangsih luar biasa untuk meningkatkan pertukaran akademis dan kerja sama di bidang pendidikan. Sebagai seniman dan budayawan terkemuka, juga berkontribusi meningkatkan saling pengertian dan memperkuat hubungan persahabatan khususnya Bali, melalui berbagai kegiatan yang terkait Jepang dan Indonesia," katanya.
 
Usai upacara Penganugerahan Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2019, Prof. I Made Bandem menyampaikan terima kasih kepada Sri Baginda Kaisar Jepang. Bintang jasa tersebut merupakan "Long Life Achievement" baginya, dan akan lebih bekerja keras untuk meningkatkan hubungan kebudayaan dan pendidikan antara Indonesia dan Jepang.
 
Kata dia, kebudayaan dan pendidikan memiliki dasar-dasar estetika yang asasi dan bisa menjadi bahasa universal mampu menembus berbagai batas dan perbedaan geografis, politik, ideologi dan ras. Sehingga sangat efektif sebagai media diplomasi dan komunikasi antarbangsa.