Konsep Pasihan Batur untuk Harmoni Kawasan Hulu-Hilir di Bali | Bali Tribune
Diposting : 28 September 2021 19:36
RED - Bali Tribune
Bali Tribune / MENYERAHKAN BUKU - Jero Penyarikan (JP) Duuran, Pura Ulun Danu Batur (I Ketut Eriadi Ariana, SS), Selasa (28/9) menyerahkan buku untuk Stispol Wira Bhakti.

balitribune.co.id | DenpasarJero Penyarikan (JP) Duuran, Pura Ulun Danu Batur (I Ketut Eriadi Ariana, SS), Selasa (28/9) menyerahkan buku untuk Stispol Wira Bhakti. Pihak JP diterima Ketua Stispol Wira Bhakti, Prof. Wayan Windia. Kemudian keduanya mendiskusikan substansi buku tersebut, yang banyak sekali mengandung kearifan lokal. Buku-buku itu, akan dipergunakan untuk memperkaya Perpustakaan Stispol.

Buku yang disumbangkan untuk Stispol, adalah tentang Ekologisme Batur, dan Bangli, Dulu, Kini, dan Nanti. Salah satu substansi yang dibahas dalam buku itu adalah tentang Pasihan. Pasihan adalah sebuah kearifan lokal, yang mengusung konsep harmoni hulu-hilir. Yakni antara kawasan hulu (kawasan Batur), dengan danau dan pura-puranya. Selanjutnya, berharmoni dengan hilir, yakni kawasan bagian selatan dan utara Pulau Bali, yang diyakini memperoleh manfaat dari keberadaan air yang ada di hulu (Danau Batur). Manfaatnya adalah dalam bentuk eksistensi sawah, dan organisasi subak.

Itulah sebabnya, subak-subak di Bali bagian selatan dan utara, selalu menghaturkan persembahan ke Pura Ulun Danur Batur, pada saat upacara piodalan di sana. Jadi, ada hubungan antara hulu dan hilir. Konsep harmoni hulu hilir ini sudah sejak lama didiskusikan oleh para LSM pencinta air. Tujuannya adalah, bagaimana caranya agar masyarakat di hilir yang mendapatkan manfaat dari air yang ada di hulu, agar ikut bersama-sama menjaga kelestarian kawasan hulu. Dengan demikian aliran air akan tetap konsisten mengalir ke hilir.

Ternyata landasan filosofisnya sudah ditemukan di Batur sejak zaman purba. Konsep ini perlu terus dikembangkan dan dilestarikan. Bahwa harmoni hulu-hilir, tidak saja dalam bentuk ritual (parhyangan), tetapi juga dalam bentuk pawongan dan palemahan. Bila susah untuk menjabarkannya, maka biar-lah dalam aspek parhyangan, masyarakat grass-root yang mengimplementasikan dalam bentuk pasihan. Tetapi dalam bentuk pawongan dan palemahan, maka biarlah pemerintah yang melaksanakannya. Misalnya, dalam bentuk pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan (pawongan), dan pelaksanaan program penghijuan dan reboisasi (palemahan).

Konsepnya sudah ada, yakni dalam bentuk konsep Sad Kerthi. Tinggal sekarang melaksanakan konsep itu dalam bentuk program atau kegiatan. Windia dan Jero Penyarikan sepakat untuk terus mewacanakan konsep harmoni hulu-hilir (pasihan), agar keberlanjutan air di Bali terjamin. Ketua Stispol Wira Bhakti menyampaikan apresiasi yang tinggi. Karena Jero Penyarikan telah memilih Perpustakaan Stispol Wira Bhakti, sebagai wahana untuk menyebar-luaskan konsep-konsep purba yang hidup dan  berkembang di kawasan Batur.