Diposting : 20 June 2018 21:35
Djoko Purnomo - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Terlepas dari petarung putra, Pengprov Kodrat Bali kini serius memantau kualitas petarung putrinya, di berbagai event lokal maupun nasional yang bakal digelar di tahun ini. Tujuannya yakni untuk ke depannya di Pra-PON dengan muara PON XX/2020 di Papua mendatang.
“Pemantauan ini karena memang para petarung putri Bali masih sangat membutuhkan jam terbang yang tinggi, dan belum bisa diukur sejauh mana kualitasnya terutama di event level nasional,” tutur Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Kodrat Bali, AA. Bagus Tri Candra Arka, Selasa (19/6).
Dengan gamblang, pria yang juga pengurus KONI Bali itu mengungkapkan jika petarung putri Bali selama ini masih minim jam terbang dan belum menunjukkan prestasi signifikan di kejuaraan level nasional.
“Dulu pada 2014 Bali menurunkan petarung putra di event kejuaraan nasional (kejurnas), tapi hasilnya kalah semua. Selanjutnya pada 2015 saat Pra-PON, Bali tidak mengirimkan petarung putri, sehingga bagaimana kualitas petarung putri Bali sekarang ini masih belum bisa diukur secara pasti di level nasional,” tambah pria yang akrab disapa Gung Cok itu.
Berangkat dari semua itulah, dalam menghadapi Pra-PON tahun depan bakal banyak proses yang harus dilakoni para petarung putri Bali, termasuk beberapa petarung yang sudah masuk gambaran dan bayangan Pengprov Kodrat Bali.
“Ada beberapa bayangan petarung putri yang memang layak turun di ajang Pra-PON. Tapi kiprahnya bakal kami lihat dulu di kejuaraan daerah (kejurda) tarung derajat pada Oktober nanti. Mereka yang juara bakal di seleksi lagi untuk bisa dikirim ke kejurnas November mendatang di Bandung,” beber Gung Cok.
Puncaknya, pada Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan, para petarung putri itu bakal diseleksi lagi untuk menghuni tim definitif tarung derajat Pra-PON Bali. Nah, di ajang Pra-PON itulah dipaparkan Gung Cok, peta kekuatan para petarung putri bakal dilihat.