Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Lakukan Aktivitas Dianggap Nyeleneh - Dua Kelompok Massa Nyaris Bentrok

KESEPAKATAN - I Wayan Arka saat menandatangani surat pernyataan usai mediasi dengan Desa Pakraman Pengeragoan Dauh Tukad, Minggu kemarin.

Negara, Bali Tribune

Dua kelompok massa nyaris bentrok lantaran kegiatan persembahyangan yang dilakukan I Wayan Arka (60) asal Banjar Pasatan, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar bersama 80 orang pengikutnya dari berbagai daerah di Bali, Sabtu malam lalu di Banjar Pengragoan, Dauh Tukad, Jembrana.

Sedikitnya 150 warga yang curiga terhadap aktivitas ritual di sebuah tempat penyosohan kopi di Banjar Pengragoan ini, dipimpin Kelihan Adat I Nyoman Nabayasa dan Kelihan Banjar, I Ketut Mustika dengan memakai pakaian adat madya mendatangi lokasi dan berusaha membubarkannya.

Ada pernyataan beberapa orang pengikut Wayan Arka ini yang justru malah memantik emosi warga sehingga situasi memanas. Untuk mencegah adanya tindakan anarkis, personel kepolisian dari Polsek Pekutatan dibackup Polsek Mendoyo dan Polres Jembrana disiagakan dan aktivitas kelompok tersebut pun dibubarkan dengan memulangkan seluruh pesertanya.

Ratusan warga yang mendatangi lokasi saat itu mengaku resah karena aktivitas yang dilakukan kelompok yang diduga pengobatan supranatural ini, tidak sesuai dengan desa kala patra dan dresta adat dan agama Hindu yang berlaku di desa pakraman setempat, terlebih Wayan Arka telah mendapat teguran dari desa pakraman setempat terkait pelarangan aktivitas ritual di lokasi itu, 22 Mei 2015.

Keganjilan ini, menurut warga karena selain mendatangkan banyak orang dari luar Jembrana, juga di awal sempat ada patung rangda yang dipuja setiap kali melakukan ritual persembahyangan di lokasi yang diketahui bernama Sanggar Agung Sukma Mukti itu.

Warga yang emosi mengancam meratakan seluruh bangunan di lokasi itu. Setelah dilakukan negosiasi oleh pihak kepolisian, sekitar pukul 22.30 Wita akhirnya warga satu persatu membubarkan diri dan personel kepolisian hingga Minggu (24/4) masih disiagakan di lokasi.

Atas peristiwa ini, kemarin dilakukan mediasi antara kelompok Wayan Arka dan krama desa di Kantor Camat Pekutatan. Pertemuan selain dihadiri Wayan Arka dan prajuru desa serta, terlihat pula Kapolres Jembrana, AKBP Djoni Widodo, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Inf. Sansan Iskandar, Kepala Kantor Kesbangpol, I Gusti Ngurah Dharma Putra, Camat Pekutatan, I Ketut Eko Susila, Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana dan Kepala Kantor Kementerian Agama, I Gusti Komang Sumberjana.

Dalam pertemuan itu ditandatangani pernyataan berisi beberapa kesanggupan, yaitu tidak melakukan seluruh aktivitas selain penjemuran kopi di lokasi yang diketahui milik KSU Mitra Usada Bali yang berdomisili di Banjar Kacangan, Desa Ketewel, Gianyar itu serta dalam melaksanakan piodalan akan menyesuaikan dengan dresta yang berlaku di desa pakraman setempat.

I Wayan Arka ditemui usai pertemuan mediasi ini membenarkan dirinya sendiri merupakan penekun usada (pengobatan tradisional Hindu). Ia membantah dikatakan menyungsung aliran atau sekte tertentu karena saat melakukan pengobatan, setelah diketahui jenis penyakit pasien yang berobat, ia hanya memohon kepada leluhur agar tamba (obat) herbal seperti beborehan (parem) dan minyak yang ia berikan bisa manjur menyembuhkan penyakit pasiennya. Menurutnya, tidak ada ritual khusus dalam pengobatannya, hanya menghaturkan banten dan berdoa memohon kesembuhan.

Sementara I Nyoman Sweta (38) anak Wayan Arka yang juga pengurus KSU Mitra Usada Bali mengatakan ritual yang digelar saat malam Minggu tersebut hanya persembahyangan bersama dalam rangka piodalan di sanggah koperasinya, dan yang hadir adalah anggota koperasi dari seluruh Bali.

Anggota KSU Mitra Usada Bali ini tidak lain adalah pasien-pasien yang pernah berobat dengan I Wayan Arka. Memang, kata dia, saat persembahyangan saat itu beberapa orang sempat kerauhan (kesurupan) terutama pasien yang belum sembuh.

Terkait patung rangda di lokasi, ia membatah jika membawa aliran atau kepercayaan tertentu. Menurutnya, semua anggota koperasi memiliki kepercayaan dan pandangan yang sama terhadap Wayan Arka sebagai pengobat termasuk kepada sesuhunannya. Ia menolak dikatakan aktivitasnya tertutup sebab areal lokasi sangat terbuka dan sengaja tidak dipasang pagar agar semua orang tahu dan bisa masuk melihat aktivitas di dalamnya.

Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana menyebut terjadinya gesekan antara kelompok I Wayan Arka dengan warga ini sebagai kesalahpahaman. Menurutnya agama Hindu memang awalnya ada sekte-sekte yang berkembang tetapi bagaiman caranya menyelaraskannya dengan desa kala patra dan dresta desa pakraman setempat begitupula dengan usadha (pengobatan) sehingga tidak menimbulkan gejolak atau potensi konflik.

Camat Pekutatan, I Ketut Eko Susila mengatakan gesekan yang terjadi itu merupakan miss-komunikasi atau multi tafsir yang timbul di masyarakat. Ia membantah ada tindakan anarkis dalam peristiwa itu, karena warga masih bisa mengendalikan emosi. Pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan mediasi untuk menyamakan persepsi dan menyepakati apa yang harus dilakukan sehingga gesekan-gesekan serupa tidak terjadi kembali.

Kapolres Jembrana, AKBP Djoni Widodo mengatakan situsi tersebut merupakan bentuk dari intoleransi beragama. Ia meminta semua pihak agar bisa mematuhi segala ketentuan yang telah disepakati sehingga stabilitas keamanan di Kabupaten Jembrana tidak terganggu. Pihaknya masih menyiagakan personel di lokasi hingga situasi dipastikan benar-benar aman.

wartawan
Putu Agus Mahendra
Category

Tunjangan DPRD Bali Tetap Jalan, Pemprov Pastikan Ada Ruang Evaluasi

balitribune.co.id | Denpasar - Di saat DPR RI mencabut fasilitas tunjangan rumah dan transportasi bagi anggotanya, Pemerintah Provinsi Bali memastikan kebijakan serupa di daerah masih berlaku. 

Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta menegaskan, pemberian tunjangan bagi pimpinan dan anggota DPRD Bali tetap berjalan sesuai regulasi, namun tetap terbuka ruang evaluasi menyesuaikan kebutuhan dan kondisi keuangan daerah.

Baca Selengkapnya icon click

Api Obor Porprov Bali XVI Tahun 2025 Tiba di Kota Denpasar

balitribune.co.id | Denpasar - Suasana penuh semangat kebersamaan mewarnai prosesi serah terima Kirab Api Obor Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XVI tahun 2025, yang berlangsung di depan Lobi Kantor Walikota Denpasar, Senin (8/9). Api Obor Porprov ini sendiri diserahkan dari Kontingen Kabupaten Badung, kepada Kontingen Kota Denpasar serangkaian kegiatan olahraga terbesar di Bali tersebut. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Satpol PP Badung Tindak Tegas, 111 Tower Bodong Dibongkar dari Target 125

balitribune.co.id | Mangupura - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung kembali melakukan pembongkaran tower tak berizin alias bodong di wilayah Kabupaten Badung.

Pada Senin (8/9), sebuah tower jenis monopol yang berlokasi di Desa Gerih, Kecamatan Abiansemal, dibabat aparat penegak Perda Badung.

Tower monopol ini dibongkar karena tidak mengantongi izin. Dalam pembongkarannya Satpol PP menerjunkan belasan aparat.

Baca Selengkapnya icon click

Gubernur Apresiasi Inisiatif Dewan Bali Terhadap Penyusunan Raperda ASKP Berbasis Aplikasi dan Keterbukaan Informasi Publik

balitribune.co.id | Denpasar - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali menggelar Rapat Paripurna ke- 3 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025-2026 dengan agenda Pendapat Gubernur terhadap Rencana Peraturan Daerah (Raperda) Inisiatif DPRD Bali tentang Penyelenggaraan Layanan Angkutan Sewa Khusus Pariwisata (ASKP) Berbasis Aplikasi di Provinsi Bali dan Raperda tentang Penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik yang berlangsung di Ruang Rapat W

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kabupaten Badung Terima Api Obor Porprov Bali XVI 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Kontingen Kabupaten Badung menerima Api Obor Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XVI 2025 yang diserahkan oleh kontingen Kabupaten Tabanan, Senin (8/9) di Puspem Badung. Api obor diterima oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung, I Gusti Made Dwipayana mewakili Bupati Badung.

Baca Selengkapnya icon click

Menyatukan Alam dan Kemewahan, Ubud Menjadi Destinasi Eco-luxury

balitribune.co.id | Ubud - Semakin bertambahnya ketersediaan akomodasi mewah yang menyatu dengan alam atau berkonsep Barefoot Luxury di Ubud Kabupaten Gianyar menjadikan desa ini sebagai destinasi Eco-luxury. Sehingga dapat menciptakan pengalaman libur yang unik, nyaman dan tenang. Salah satu resor mewah berkonsep Barefoot Luxury sudah berdiri sejak tahun 2022 bertema bambu memadukan keindahan alam sawah dan hutan tropis. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.