Lepas Tahun 2018, Stakeholder Pariwisata Lakukan Aksi Terima Kasih Bali | Bali Tribune
Diposting : 15 November 2018 19:25
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Gubernur Bali bersama panitia "Suksma Bali"
BALI TRIBUNE - Stakeholder pariwisata Bali pada penghujung tahun 2018 akan melakukan perhelatan “Suksma Bali”. Acara ini diinisiasi oleh Paiketan Krama Bali yang merupakan sebuah kejiwaan dan aksi merefleksikan terima kasih dan penghargaan kepada Bali. Gubernur Bali, I Wayan Koster pun mengapresiasi dan mendukung Suksma Bali, sebagai bentuk pengimplementasian “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang pempunyai arti menjaga kesucian, keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan masyarakat juga gumi Bali yang sejahtera dan bahagia. 
 
 
Sebab budaya Bali ini merupakan core dari Bali, sehingga menjaga adat dan budaya sebagai roh kehidupan masyarakat yang harus dilakukan secara serius dengan konsep keberlanjutan. I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung yang juga Penasehat Panitia Suksma Bali mengatakan, bahwa kata Suksma Bali, memberikan arti penting dalam berterima kasih. "Kita bisa lebih menghargai Bali itu sendiri, dan karena Bali itu berharga, maka kita harus menjaga Bali bersama-sama," katanya beberapa waktu lalu di Denpasar. 
 
 
Dia menambahkan, Bali sebagai barometer pariwisata nasional bahkan sejak tahun 2017 telah dicanangkan sebagai core business nasional. Dalam hal ini peran Bali untuk nasional sangat signifikan, sebagai daerah penyumbang devisa terbesar dari sektor Pariwisata. Industri ini pun dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar, mampu meningkatkan pendapatan dan perekonomian serta memberikan kontribusi yang besar pada suatu negara.
 
"Dengan hal tersebut, saya rasa sudah sepantasnya kita bersama-sama berterima kasih untuk Bali," ucap Rai.
 
 
Sementara itu, wakil Ketua DPP Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Ramia Adnyana, menerangkan bahwa IHGMA Bali akan melakukan deklarasi "Say No To Plastic" tepat pada acara Symposium Suksma Bali, terutama pada berbahan plastik yang digunakan sekali pakai. Hal itu sebagai wujud nyata dalam menjaga Bali dari sampah plastik, serta mendukung program Pemerintah Provinsi Bali dalam memerangi sampah plastik.
 
 
'Ini merupakan bentuk sikap nyata kami selaku GM di Bali dalam merefleksikan rasa terima kasih untuk Bali tercinta dan sekaligus menjaga eksistensi Bali yang berbudaya, berkualitas dan berkelanjutan. Bali adalah pulau kecil namun tidak bermakna kecil bagi masyarakat Bali dan Indonesia," kata Ramia. 
 
 
Eksistensi Bali ini mampu memberikan kehidupan kepada masyarakat dan bahkan negaranya. Belum lagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini yang dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi.
 
 
Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, mengungkapkan rangkaian acara Suksma Bali diantaranya World Clean Up Day (WCUD) pada 15 September 2018, dengan melibatkan 27.000 peserta diseluruh Bali. Kedua, symposium yang akan diadakan pada 7 Desember 2018, yaitu serangkaian kegiatan sebagai media bertemunya (Meet & Greet) antara host dan supporter pariwisata Bali dalam mewujudkan komitmen yang lebih baik dan berkesinambungan untuk Bali. 
 
 
 
"Selanjutnya acara puncak pada 15 Desember 2018, yaitu Suksma Bali Night yang akan dihadiri oleh 1000 peserta dari berbagai stakeholder serta akan diadakan penyerahan award kepada yang memberi kontribusi nyata dalam memajukan pariwisata serta menjaga alam dan budaya Bali," sebutnya.