Lestarikan Warisan Leluhur, Pemprov Bangun Taman Usada di Bangli | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 19 Maret 2024
Diposting : 3 November 2018 10:15
Redaksi - Bali Tribune
Gubernur Bali Wayan Koster saat menjelaskan seputar rencana dibangunannya taman usada di Bali.
 
BALI TRIBUNE - Pemprov Bali berencana membangun taman usada seluas tiga hektare di Kabupaten Bangli sebagai upaya melestarikan warisan leluhur berupa pengobatan herbal. Setelah di Bangli, nantinya taman usada juga dibangun di kabupaten lain seperti Buleleng dan Karangasem.
 
“Saat ini baik di kalangan masyarakat lokal maupun mancanegara dunia pengobatan belakangan ini cenderung mengarah pada back to basic,” ucap Gubernur Bali Wayan Koster kepada wartawan di Gedung Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Jumat (2/11).
 
Terkait kecenderungan masyarakat lokal dan dunia yang banyak memilih bahan tradisional untuk pengobatan, lanjut Gubernur Koster, maka mestinya usada atau warisan leluhur Bali tentang tata cara pengobatan ini dilindungi, terus digali serta dibuktikan secara ilmiah, sehingga menjadi sumber dan metode pengobatan baru.
 
“Hal ini akan menjadi program pemerintah daerah bersinergi dengan perguruan tinggi dan  Kementerian Kesehatan. Lahan tiga hektare untuk bertanam herbal di Bangli nanti menggunakan tanah provinsi. Selanjutnya di Buleleng dan Karangasem, juga akan disiapkan lahan bertanam herbal,” kata Gubernur Koster, yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
 
Menurut Gubernur Koster, pembangunan taman usada di Bangli itu bakal dimulai tahun depan. Ia menambahkan, potensi herbal di Bali tergolong besar, hal ini dapat dikembangkan secara maksimal. Apalagi di Bali ada ribuan  tanaman obat yang jika dikembangkan akan sangat berguna bagi masyarakat.
 
Saat ini produksi yang dikenal dari Bali adalah loloh cemcem dan loloh kunyit saja, dan itu terbukti bagus untuk kesehatan masyarakat. “Jangan sampai produk Bali ini dijiplak. Cemcem saja kabarnya sudah ada yang menjiplak,” katanya.
 
Ke depan, kata Gubernur Bali, disiapkan industri obat-obatan herbal yang memang sudah teruji secara klinis. Hal ini sudah dikembangkan di Tiongkok, dan telah mengalami kemajuan pesat di negeri itu.
 
“Mestinya ini mulai dikembangkan di Bali dengan menggali nilai kearifan lokal. Apalagi, langkah ini akan berkontribusi menggerakkan ekonomi kerakyatan melalui industri obat herbal. Dan nanti kita siap bersaing ke Tiongkok di bidang pengobatan herbal,” ujar Gubernur Bali asal Buleleng ini.
 
Sementara itu, dosen senior di Fakultas Farmasi Universitas Udayana,  dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta M.Si, Apt. menambahkan, pihaknya bersyukur di mana ada dukungan pemerintah daerah membangkitkan potensi pengobatan tradisional.
 
“Selanjutnya kita siapkan bahan-bahan untuk obat herbal.  Jika produk bahan baku herbal sudah tersedia secara kontinyu, maka  pasarnya tidak akan susah. Tinggal penawaran ke industri obat-obatan,” ujarnya.
 
Bahkan, lanjut Made Agus, kalau pihak pemerintah daerah ada dana atau ada swasta yang membangun industri obat herbal ini, maka nanti luar biasa perkembangannya di Bali.