Limbah Masker Ancaman Baru di Era New Normal | Bali Tribune
Diposting : 9 July 2020 22:06
Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune/ LIMBAH MASKER - Limbah masker menjadi ancaman baru di era New Normal.
balitribune.co.id | Gianyar - Di saat  pemanfaatan plastik sekali pakai mulai berkurang, limbah masker kini menjadi ancaman baru di kehidupan New Normal. Karena, tidak hanya merusak lingkungan, limbah medis ini juga ancaman bagi kesehatan masyarakat.  Karena itu masker sebagai bagian dari limbah medis membahayakan, wajib dipilah sacara khusus. Namun, kenyataannya masker bekas kini justru menjadi limbah yang paling sering ditemukan di sekitar kita. 
 
Hal itu diungkapkan pentolan Trash Hero Bali I Wayan Aksara, Kamis (9/7). Disebutkan, Masker dan sarung tangan plastik di masa pandemi Covid 19 ini adalah kebutuhan wajib masyarakat. terlebiah menuju era baru, protokol kesehatan wajib dilaksankan ditengah ativitas masataat yang mulai bergerak. “Dengan anjuran wajib pemerintah di era New Normal ini, aktivitas masyarakat mulai dari sekadar berbelanja, bekerja  dna kegiatan lainnya  masker  wajib dikenakan. Bahkan ada pula yang mewajibkan diri menganakan sarung tangan palstik,” ungkap pencinta lingkungan asal Kutri, Buruan, Blahbatuh ini.
 
Disebutkan, bahaya dari penggunaan masker sekali pakai secara berulang yang bisa menimbulkan infeksi kerap diabaikan masyarakat. Apalagi terkait dengan kepedulian orang untuk melakukan cara yang benar saat membuang limbah masker sekali pakai. Karena itu, Pemerintah diharapkan mulai memikirkan bagaimana limbah masker dikelola agar tidak mencemari lingkungan. Selain masker buatan pabrik resmi, juga ada masker kain produksi rumah tangga berskala kecil. “Saat ini limbahnya mulai mengotori pantai, sungai , alun-alun dan teat umum lainnya. Pemerintah dam masyarakat harus mulai menyadari ancamannya,” ujarnya.
 
Diakuinya, dari beberapa kali aksi pungut sampah yang dilaksanakannya, sampah plastik sekali pakai mulai berkurang dalam beberap bulan ini. Namun sampah masker bekas hingga sandal justru  mulai memenuhi pantai, sungai, dan tempat umum lainnya. “Masker bekas itu sebaiknya dibungkus dan dibuang ke TPA, setelah di TPA petugas akan mengolah limbah tersebut,” jelas Aksara.
 
Dikatakannya, limbah masker tentunya masih mengandung bakteri atau virus sehingga membahayakan.  Bila tidak mendapat penanganan yang segera, dikhawatirkan limbah masker akan memenuhi pantai seperti sampah plastik sebelumnya. “Saat ini semua warga mengenakan masker, tentunya volume limbah masker juga banyak,” ujarnya.
 
Sejalan dengan pemikiran Wayan Aksara, Plt. Kepala DLH Gianyar  I Wayan Kujus Pawitra mengaku sedang memikirkan langkah untuk menanggulangi sampah masker. Diakuinya, setiap buangan sampah dari warga, berisi saja satu dua limbah masker.  Karena itupula,  pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pemilihan dan pengolahan khusus. “Untuk limbah masker di rumah sakit, sudah ada penanganan khusus dan diolah di tempat yang khusus. Nah limbah masker yang ada di masyarakat  ini akan menjad perhatian kami,” ujarnya. 
 
Kujus Pawitra mengimbau agar warga yang membuah limbah masker agar dibungkus khusus atau disiram air sabun bekas cucian, sehingga dipastikan kuman di masker hilang. Dijelaskan, selama pandemi covid 19, volume sampah ke TPA berkurang. “Volume sampah dari upakara yadnya berkurang drastis, walau demikian, sampah rumah tangga masih mendominasi,” jelasnya. 
 
Kujus juga mengapresiasi masyarakat yang sudah mulai tertib membuang sampah, utamanya pengurangan sampah plastik.