Malam Pengrupukan, Denpasar Tanpa Pawai Ogoh-Ogoh | Bali Tribune
Diposting : 20 March 2020 18:24
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
Bali Tribune / Parum - Walikota Denpasar, bersama Satgas Siaga Bencana Kota Denpasar dan Para Bendesa Se Kota Denpasar menggelar Paruman di Ruang Pertemuan Lantai 3 , Gedung Sewaka Dharma, Lumintang, Jumat (20/3/2020).
balitribune.co.id | Denpasar - Para  Bendesa Se Kota Denpasar bersama Walikota Denpasar, Satgas Siaga Bencana Kota Denpasar menggelar Paruman di Ruang Pertemuan Lantai 3 , Gedung Sewaka Dharma,  Lumintang, Jumat (20/3/2020).
Dari paruman tersebut diputuskan tidak ada  pawai Ogoh-ogoh pada malam pengrupukan, Selasa (24/3) mendatang. 
 
Paruman  menghadirkan pembicara virologi tentang bahaya penyebaran covid-19 oleh Dr. Dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Bendesa adat se Kota Denpasar,  Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra; Sekda Kota Denpasar, AA Ngurah Rai Iswara, dan Kepala Satgas Siaga Bencana Kota Denpasar, I Made Toya. Paruman menyepakati dalam status siaga bencana Covid-19 menunda parade ataupun pawai ogoh-ogoh di wilayah Kota Denpasar pada, Selasa (24/3).
" Jadi kita bersama Bendesa Kota Denpasar, menyepakati menunda pengarakan ogoh-ogoh baik berupa parade maupun pawai di masing - masing desa adat seluruh Kota Denpasar.  Ini sepenuhnya berlaku dalam status siaga bencana Covid-19," ujar Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. 
 
Dikatakan, penundaan pawai ogoh-ogoh ini juga menyikapi himbauan dari PHDI Pusat,  Gubermur Bali, serta Majelis Desa Adat, yang telah memutuskan rangkaian pedoman pelaksanaan Hari Raya Nyepi. " Setelah menerima masukan serta pendapat  baik dari para bendesa, kami merasa bangga kesadaran untuk menyikapi bencana menghadapi Covid 19 semakin luas , untuk itu kita bersama bendesa se kota Denpasar memutuskan menunda pelaksanaan ogoh-ogoh di Denpasar," terangnya.
 
Sementara itu, sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian adat dan budaya dan tradisi, Pemerintah Kota akan melakukan agenda ulang terhadap pawai ogoh -ogoh. " Kita akan agendakan ulang khusus untuk ogoh-ogoh, akan digelar dalam bentuk festival dan pemkot akan memberikan dana sebesar 10 juta untuk masing-masing ogoh-ogoh , untuk waktunya nanti apabila situasi status siaga bencana dicabut, bisa September atau Oktober," kata Rai Mantra. 
 
Kadisbud Kota Denpasar  IGN Bagus Mataram mengatakan penundaan ogoh-ogoh ini akan disampaikan dan diedarkan langsung ke masing - masing Desa Adat. " Jadi kesepakatan hari ini, intinya seluruh bendesa bersama majelis desa adat dan pemerintah kota Denpasar menyepakti penundaan ogoh-ogoh, kita harapkan kesepakatan ini dapat dipatuhi dan harap dimaklumi demi kebaikan kita bersama," ujarnya.