balitribune.co.id | Negara - Sebagai pintu masuk Bali, pelaku perjalanan tanpa identitas kerap memasuki wilayah Jembrana. Kendati berbagai upaya penindakan telah dilakukan, namun pelaku kerap kucing-kucingan dengan petugas. Teranyar enam anak funk tanpa identitas dipulangkan ke pulau Jawa, Rabu (11/1).
Kendati pemeriksaan terhadap pelaku perjalanan yang masuk Bali melalui Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dilakukan secara berlapis, mulai dari Pos II Pemeriksaan Pintu Masuk Bali di pintu keluar pelabuhan hingga pemeriksaan indentitas di Pos Pemeriksaan KTP di Terminal Penumpang Gilimanuk. Namun masih ada ditemukan pelaku perjalanan yang masuk Bali tanpa mengantongi indentitas. Pelaku seolah tidak pernah jera dengan penindakan yang kerap kali dilakukan oleh petugas.
Bahkan untuk bisa lolos dari pemeriksaan KTP, pelaku perjalanan kucing-kucingan dengan petuas. Seperti yang dilakukan anak punk berhasil diamankan petugas gabungan di depan Pasar Umum Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Setelah diperiksa mereka tidak mengantongi identitas apapun. Mereka menginap di emperan toko dan sempat minum alcohol sebelum berangkat menuju Denpasar. Keenam anak punk langsung digiring ke kantor lurah untuk di data dan diberikan pembinaan.
Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma dikonfirmasi mengakui sudah sering dilakukan penindakan. Namun selalu saja ada pelaku perjalanan bodong seperti anak punk yang berniat menuju ke Denpasar.
"Keenam anak punk tersebut kami temukan di depan Pasar Umum Gilimanuk, mereka mengaku akan ke Denpasar untuk pertemuan sesama komunitas. Mereka sempat minum minuman keras dan tidur di emper toko sebelum tadi pagi mau melanjutkan jalan ke Denpasar," terangnya.
Pihaknya pun menyatakan selalu berupaya untuk ikut mengamankan wilayah Gilimanuk sebagai pintu gerbang Bali, termasuk antisipasi pelaku perjalanan yang masuk ke wilayah Bali tanpa identitas.
"Karena tidak ada satu pun dari mereka membawa kartu identitas, kami mendata di kantor kelurahan dan meminta mereka jika ke Bali membawa kartu identitas atau kartu pelajar. Siapapun boleh masuk ke Bali asal membawa KTP atau kartu pelajar, penting juga membawa bekal yang cukup," jelasnya.
Ia mengakui sudah sering kali memulangkan gerombolan anak funk yang masuk Bali. Menurutnya, selama ini dari sekian anak punk yang pernah diamankan pihaknya di wilayah Gilimanuk memang sama sekali tidak ada yang membawa identitas. Bahkan sangat jarang yang membawa bekal.
"Mereka sampai di sini untuk mendapatkan uang mereka mengamen. Setelah kami meberikan pembinaan mereka kita balikan lagi ke Jawa setelah berkoordinasi dengan pihak ASDP," tandasnya.