BALI TRIBUNE - Tangis histeris orangtua dan teman-temannya menyelimuti, saat menemukan Komang Andika (12) yang sudah tidak bernyawa lagi, Sabtu (10/3). Pelajar SMP ini hanyut saat mandi bersama teman-temannya di Sungai Ayung, Ubud, Jumat sore. Dari tujuh orang yang hanyut, enam orang lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Pupus harapan Ni Nyoman Santini, warga asal Sidemen Kerangasem, untuk menemukan anaknya I Komang Andika dalam kondisi selamat. Santini pun terus menangis histeris di tepian sungai Ayung, di hari kedua pencarian, Sabtu lalu. Tangis itu pun menyambung ke teman sekolah korban yang ikut menyaksikan proses pencarian.
Diketahui, siswa SMPN 2 Ubud itu tengelam dan terseret arus sungai saat mandi bersama enam temannya. Karena tidak mengetahui kondisi arus sungai, mereka semua terserat arus saat berenang menyeberangi sungai. Namun enam orang berhasil meyelamatkan diri dan langsung dibawa ke rumahnya masing-masing.
Meski harapan selamat sangat kecil, pihak keluarga terus memohon kepada petugas gabungan SAR, BPBD dan Polair agar secepatnya menemukan korban. Tidak hanya menggunakan peralatan modern, teropong spiritual juga dimanfaatkan. Dibantu pembunyian gambelan gong dengan harapan penghuni sungai tidak menghalangi pencarian korban. “Baru pertamakali di sungai ini ada orang tenggelam. Ini karena anak-anak ini tidak tahu kondisi air bawah yang sangat deras,” terang Kelian Adat Banjar Kutuh, Sayan I Ketut Parsa.
Pencarian sempat difokuskan pada sekitar lokasi kejadian, karena diduga ada goa di bawah air. Sementara puluhan petugas lainnya menyisir sungai ke arah hilir. Hingga akhirnya korban ditemukan nyangkut di bebatuan, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi kejadian. Sayang, kondisinya sudah tidak bernyawa lagi. ”Pihak keluarga sangat terpukul dengan kondisi korban yang sudah tidak bernyawa, namun mayat korban dimohonkan agar tidak diotopsi. Dari lokasi evakuasi, mayat korban langsung dibawa ambulan menuju kampung halamannya di kecamatan Sidemen, Karangasem,” terang Kapolsek Ubud, Kompol I Made Raka Sugita.