Denpasar, Bali Tribune
Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) cabang NTB dan Bali telah mempersiapkan diri dengan melakukan sertifikasi anggota agar seluruh anggota bisa memproteksi diri saat terjun dalam persaingan Desainer Interior nasional.
“Aggota kami telah tersertifikasi dan itu sudah dilakukan oleh Lembaga Penggembangan Tenaga Kontruksi (LPTK) sebelum masuk MEA ini. Itu kami lakukan agar para anggota bisa bersaing secara nasional serta dapat melindungi diri apalagi masing-masing anggota sudah merupakan tenaga ahli,” jelas Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) cabang NTB dan Bali, I Made Gede Sumayasa, Senin, (25/4) di Denpasar.
Dilanjutkan, laju pembanggunan hotel dan villa di Bali cukup tinggi dan tenaga interior luar juga mungkin saja sudah masuk dan ingin mengambil keberuntungan di Bali. Meski demikian, sebagian besar pemilik proyek hotel maupun villa tetap mempercayakan para anggota HDII menanganinya. “Para anggota kami sudah banyak mengambil proyek hotel dan villa di Bali, yang jika dilihat dari total jumlah anggota secara nasional sudah sebanyak 75 persen terserap di dunia kontruksi,” sebutnya.
Menurut dirinya, tentu hal ini disebabkan, karena para anggota telah memiliki gaya interior khas atau berdesain Bali Moderen yang tidak dimiliki keahliannya oleh SDM desain interior luar. “Para anggota juga rata-rata sudah memiliki gaya desain tersendiri yang tidak dimiliki desainer interior lain. Desain interior Bali moderen, hanya para designer Bali saja yang bisa memadupadankan antara desain moderen dengan desain lokal Bali,” katanya.
Sumayasa menambahkan, karena itu terkait kesiapan HDII dalam bersaing di era MEA, bisa dikatakan sudah cukup dimiliki masing-masing anggota. Dan dia yakin, tetap bisa merebut tender lokal maupun nasional sampai saat ini dan kedepan.