Membentuk Petani Milenial | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 1 August 2019 14:37
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/ Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA
 Oleh:  Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA 
Penulis Rektor Universitas Dwijendra Denpasar.
 
balitribune.co.id | Denpasar - Seiring dengan berkembang pesatnya pembangunan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata dan industri lainnya, minat generasi muda di perdesaan semakin menurun untuk menekuni sektor pertanian, khususnya di lahan sawah. 
 
Profesi sebagai petani masih sering diidentikkan dengan kondisi kekurangmampuan dan kemiskinan. Rendahnya minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian dapat dimaklumi karena pendapatan yang diterima dari usaha taninya masih relatif rendah dan memiliki risiko gagal panen yang tinggi. Padahal sumber daya alam (tanah dan air) serta keanekaragaman hayati sangat memungkinkan untuk digali dan digarap secara produktif guna memberikan manfaat ekonomis.
 
Semangat bertani yang produktif dan profesional perlu ditumbuhkan di kalangan generasi milenial. Kreativitas dan inovasi pertanian melalui teknologi budidaya yang tepat (tepat lokasi, tepat waktu, tepat daya dan tepat pasar).  Keempat tepat ini agar diaplikasikan secara bersamaan guna memperoleh hasil yang maksimal, yaitu keuntungan ekonomis di tingkat petani.
 
Tepat lokasi yang dimaksudkan adalah ketersediaan lokasi atau lahan yang memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pengembangan komoditas tertentu, seperti stroberi, paprika, sayur hijau, cabe, tomat, jangung, dan tanaman lainnya.
 
Para petani generasi milenial agar memahami waktu atau kondisi yang tepat untuk memulai tanam sehingga waktu panen pun sudah dapat ditentukan. Penentuan waktu ini akan erat kaitannya dengan musim (hujan dan kemarau), ketersediaan produk di pasar yang sifatnya fluktuatif.
 
Ketepatan lokasi dan waktu ini memerlukan adanya ketepatan daya atau kapasitas yang harus dikuasai oleh para petani. Penguasaan teknologi pertanian (budidaya) dan pasca-panen menjadi penggerak bagi petani milenial untuk mengelola usaha taninya secara efisien dan efektif.
 
Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi budidaya dan pascapanen di tingkat petani. Di antaranya adalah penyelenggaraan penyuluhan dan pelatihan oleh tenaga-tenaga penyuluh yang andal dan memiliki kapasitas yang sangat memadai untuk komoditas tertentu. Selain itu, petani milenial juga dapat didorong untuk mencari atau searching informasi atau pengetahuan yang sangat mudah diakses.
 
Informasi pasar juga perlu diberikan kepada para petani, yang berkenaan lokasi pasar, perkiraan volume kebutuhan produk, prediksi harga dalam setiap kualitas yang ada. Informasi pasar ini merupakan faktor penting di dalam bisnis pertanian bagi petani milenial. Tingkat harga yang akan diterima akan menjadi insentif bagi mereka untuk mengelola usahatani secara intensif. Dengan demikian, petani milenial agar segera dibangkitkan jiwa entrepreneurship/kewirausahaannya di dalam mengelola usaha tani yang menguntungkan.
 
Penguasaan teknologi budidaya dan pasca-panen yang disertai oleh jiwa kewirausahaan yang tinggi memberikan peluang bagi petani milenial untuk menciptakan peluang pasar bagi konsumen. Pertanian perkotaan atau urban farming sangat cocok untuk digeluti oleh generasi milenial, misalnya melalui pengembangan hidroponik yang tidak membutuhkan hamparan lahan yang luas. Pasar dari tanaman yang dikembangkan juga sangat terbuka dan dapat dilakukan perlakukan organic, sehingga tingkat harga menjadi lebih tinggi. Menerapkan teknologi budidaya pertanian di dalam upaya peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk yang dihasilkannya.
 
Penerapan sistem agribisnis disertai dengan semangat kewirausahaan pada pemuda-pemuda menjadi dasar untuk mendorong tumbuhnya petani milenial. Bagi pemerintah sebagai regulator, perlu menyiapkan perangkat regulasi dan strategi-strategi  yang integratif dari sektor hulu sampai ke hilir di dalam membangun pertanian milenial bagi generasi muda.
 
Hausnya generasi muda terhadap informasi perlu diimbangi oleh ketersediaan informasi dari pemerintah dan juga stakeholder lainnya terkait dengan teknologi budidaya, ketersediaan benih/bibit unggul, pupuk, pestisida dan komponen lainnya. Informasi pasar bagi masyarakat termasuk generasi muda menjadi salah satu pintu masuk bagi pemuda tani milenial untuk melakukan pengelolaan usaha tani yang efisien dan menguntungkan. Informasi mengenai permintaan produk-produk pertanian baik dari aspek kuantitas dan kualitas serta tempat permintaan merupakan informasi dasar untuk melakukan pilihan-pilihan jenis tanaman serta teknologinya.
 
Peran perguruan tinggi dalam pembangunan pertanian milenial ini adalah menghasilkan teknologi pertanian (budidaya, pengolahan dan pemasaran), serta mencetak sarjana pertanian yang memiliki jiwa kewirausahaan.*** (u)