Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Menjaga Ekosistem Laut Sebagai Aset Pariwisata

ASET - Salah satu keindahan alam bawah laut Bali adalah aset yang harus dijaga.

GABUNGAN Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Bali menganggap kehidupan ekosistem di laut merupakan sebuah aset yang dapat mendatang wisatawan. Pasalnya 35 persen dari wisatawan yang datang ke Bali tertarik pada keindahan alam laut.

Sekretaris Eksekutif Gahawisri Bali, I Ketut Tresna, mengatakan, masing-masing lokasi diving atau menyelam yang ada di Bali dalam melakukan aktivitas wisata sangat memperhatikan kelestarian ekosistem di sekitarnya. Begitu juga wisatawan, kata dia, sebelum melakukan aktivitas menyelam telah diberikan arahan agar tidak merusak ataupun mengganggu ekosistem yang ada di laut.

“Pengusaha water sport atau wisata bahari ini menganggap kehidupan di dalam air laut itu adalah aset mereka,” ucapnya di Denpasar, Senin (23/5). Sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian ekosistem laut, salah satu perusahaan wisata bahari di Sanur, Denpasar, bahkan menjual paket menanam terumbu karang di sekitar Pantai Sanur.

Paket wisata tersebut ternyata mampu menarik minat wisatawan. Sehingga ke depannya diharapkan paket wisata menanam terumbu karang ini menjadi salah satu daya tarik wisata. “Wisatawan langsung menanam terumbu karang. Bagi wisatawan itu menarik. Tak jarang, ada wisatawan yang beberapa tahun kemudian datang lagi untuk melihat terumbu karang yang ditanamnya,” kata Tresna.

Kegiatan lain yang dilakukan untuk melestarikan dan menjaga biota laut yaitu menebar berbagai jenis ikan hias dan koral yang tidak ada di perairan Bali. Menurut Tresna, meskipun Pulau Dewata merupakan daerah tropis yang memiliki aneka jenis ikan hias namun menambah jenis ikan lain memang harus dilakukan untuk semakin menambah daya tarik wisatawan.

“Turis Jerman dan Belanda langsung datang ke Bali untuk menyelam. Memang tempat favorit menyelam di Tulamben. Kita bersyukur di Bali pariwisatanya lengkap ada budaya dan alam. Tapi ini harus kita lestarikan dan dijaga,” sebutnya. Tresna menambahkan upaya pelestarian dan menjaga terumbu karang merupakan kesadaran dari para pengusaha wisata bahari.

Pelaku wisata bahari menganggap ikan, terumbu karang dan ekosistem laut lainnya adalah aset yang harus dijaga. “Ini kesadaran pengusahanya. Diving di Bali kan sudah ada dari tahun 1978. Apa yang dilakukan bukan semata karena imbauan untuk tidak merusak ekosistem laut. Kalau tidak dibagusin asetnya siapa yang mau nengok koral dan melakukan diving.” paparnya.

Terlebih, kata dia, karakter wisatawan kini cenderung ke wisata alam. Tresna menyebutkan, di Bali terdapat 18 lokasi wisata diving yang sebagian besar berada di kawasan Nusa Penida. “Ke depan kami ingin seluruh lokasi diving dapat perhatian dari pemerintah karena Bali punya lokasi diving yang high tourism. Itu kita jaga bersama untuk mendatangkan devisa,” pungkasnya.

wartawan
Ayu Eka Agustini
Iklan icon ads
Iklan icon ads

SOM-20, Momentum Memperkuat  Konservasi Laut dan Ketahanan Kawasan Terhadap Perubahan Iklim

balitribune.co.id | Mangupura - Pertemuan Tingkat Pejabat Senior ke-20 atau 20th Senior Officials’ Meeting (SOM-20) Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) yang berlangsung 10-11 Desember 2025 di Kabupaten Badung, Bali ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama regional dalam konservasi laut, pengelolaan perikanan berkelanjutan, dan peningkatan ketahanan kawasan terhadap perubahan iklim.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tanpa Kantongi PBG, Bangunan Investor di Hutan TNBB Disegel

balitribune.co.id | Negara - Bangunan di kawasan hutan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang mencuat belakangan ini ternyata belum mengantongi dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Persoalan tersebut terungkap saat sidak yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten Jembrana bersama instansi terkait ke lokasi bangunan tersebut berdiri.

Baca Selengkapnya icon click

Banjir Bandang di Manggis, Jalur Denpasar-Karangasem Lumpuh 2 Jam

balitribune.co.id | Amlapura - Banjir banjir bandang menerjang dua desa di Kecamatan Manggis, yakni Desa Antiga Kelod dan Desa Gegelang. Sejumlah rumah terendam banjir, lebih dari lima unit mobil milik warga juga terendam banjir, bahkan satu unit mobil yang terparkir di pinggir jalan di Desa Antiga Kelod juga nyaris hanyut, namun beruntung warga sigap dan langsung mengikat mobil tersebut dengan tali plastik.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.