Diposting : 31 July 2019 15:25
Djoko Purnomo - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Persaingan super ketat bakal dilakoni tim petanque Bali dalam ajang Pra-PON pada 26-31 Agustus mendatang di Jakarta. Kerja keras dan tidak kenal menyerah mesti dilakukan atlet petanque Bali dalam merebut tiket PON XX/2020 Papua.
Ini harus dilakukan lantaran rival-rival yang akan diladeni tim petanque Bali saat ini mengalami perkembangan yang bagus dan tentu bisa mengganjal Bali demi meraih tiket PON 2020 mendatang di Papua.
"Banyak provinsi yang siap menonjol di Pra-PON nanti, seperti di antaranya Jambi yang saat ini masih dibilang peringkat teratas di nasional. Ada juga DKI Jakarta sebagai tuan rumah. Bahkan, Jawa Timur sampai mengontrak pelatih asal Malaysia. Sumatera Selatan juga siap menurunkan atlet SEA Games mereka yang pernah tampil di 2011 lalu," beber Ketua Umum Pengprov Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Bali, I Nyoman Yamadhiputra, Selasa (30/7).
Selain itu, syarat lolos menuju Papua tahun depan itu dinilai bakal ketat, karena hanya mencari 6 provinsi saja yang menduduki peringkat 1-6 besar. "Sebenarnya ada 7 provinsi, tapi satunya lagi milik tuan rumah Papua. Total provinsi yang terlibat dalam Pra-PON nanti sebanyak 27," imbuh Yama.
Untuk itu, FOPI Bali kini terus menggembleng kesiapan tim petanque Pra-PON Bali dengan mengasah teknik, mental serta kematangan. Total atlet yang disiapkan sebanyak 11 orang dari kuota maksimal 14 orang.
Selain itu, dari 11 nama atlet Bali tersebut, ada dua atlet yakni Gede Wira dan Krisna yang sempat menghuni pelatnas SEA Games yang tentunya diharapkan bisa menjadi andalan Bali. Begitu juga hasil pantauan Porprov Bali 2017 lalu dan kejurda maupun kejurnas dari open turnamen.
Total nomor yang dipertandingkan sebanyak 11 nomor yakni single putra-putri, double putra-putri, triple putra-putri, double mix, 2 triple mix dan shooting putra-putri.
"Jadi 1 atlet nanti maksimal bisa merangkap di 3 nomor. Itu yang kami optimalkan untuk meraih medali demi posisi akhir nanti. Sebenarnya bisa menurunkan atlet baru, takutnya tidak maksimal," demikian Yamadhiputra.(u)