Tabanan, Bali Tribune
Hari raya Kuningan merupakan rangkaian hari raya Galungan bagi agama Hindu di Bali. Hari raya Kuningan ini diperingati sepuluh hari setelah Galungan. Berbagai tradisi digelar saat perayaan hari raya Kuningan. Salah satunya adalah tradisi Mesuryak yang berlangsung setiap hari raya Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Tabanan. Tradisi Mesuryak juga digelar pada hari Raya Kuningan, Sabtu (17/9), dengan tujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga.
Wakil Bendesa Adat Desa Pakraman Bongan Puseh I Made Arya Sutamba ditemui di sela-sela pelaksanaan tradisi mesuryak pada Hari Raya Kuningan, Sabtu, (17/9), mengatakan tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjarnya. "Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga. Karena sebelumnya yakni pada hari Raya Galungan para leluhur berada di rumah. Setelah sepuluh hari tepatnya di hari raya kuningan kami antarkan leluhur kembali ke sorga. Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," ungkapnya.
Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini ada secara turun-temurun itu tetap dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. “Tradisi ini sudah ada sejak agama Hindu ada di Bali, dan kami gelar setiap enam bulan sekali, besaran uang yang dipakai untuk mesuryak pun tidak dipatok, tergantung taraf ekonomi keluarga masing-masing," jelasnya.
Prosesi Mesuryak dimulai sekitar pukul 09.00 Wita sampai pukul 11.00. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah masing-masing warga, kemudian dilanjutkan di merajan (Pura Keluarga Besar), dan Pura Khayangan Tiga. Setelah prosesi ini usai, Mesuryak pun dimulai. Seluruh keluarga besar melangsungkan persembahyangan di merajan (pura keluarga) memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan. Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen ke depan pintu masuk rumah masing-masing. Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang ditutup dengan mesuryak. Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga lainya. Laki perempuan anak-anak berebut saling dorong mendapatkan uang. Suasana mesuryak semakin semarak dengan penampilan barong ngelawang yang turut serta mengiringi tradisi mesuryak.