Metatah Massal Dadia Kerta Jaya Br. Semega, Wagub Sudikerta Nyangging Di Unggahan | Bali Tribune
Diposting : 20 November 2017 20:53
Release - Bali Tribune
SANGGING
JURU SANGGING- Krama dadia Kerta jaya Br. Semega Desa Unggahan Buleleng menggelar ritual metatah secara massal (bersama-sama). Tampak Wagub Sudikerta menjadi juru sangging serangkaian kehadirannya ke prosesi dimaksud,Minggu (19/11) kemarin.

BALI TRIBUNE - Wagub Ketut Sudikerta menghadiri upacara manusa yadnya metatah (ritual potong gigi) secara bersama (massal,red) yang dilaksanakan krama dadia Kerta Jaya, Br. Semega, Desa Unggahan, Seririt, Buleleng, Minggu (19/11) kemarin. Pada kehadirannya itu, Wagub Sudikerta berkesempatan menjadi juru sangging.


Dalam sambrama wacananya (sambutan,red), Wagub Sudikerta menyampaikan apresiasi atas rasa kebersamaan serta semangat gotong royong masyarakat yang dilakukan dalam wujud pelaksanaan metatah secara massal (bersama-sama).


Menurut dia, dengan dilaksanakannya ritual secara massal, selain dapat meringankan biaya pelaksanaan upacara, kegiatan ini juga dapat menumbuhkan rasa persatuan serta semangat gotong royong antar krama yang terlibat.


“Dengan pelaksanaan upacara secara massal, maka warga yang mampu bisa membantu yang kurang mampu, dengan demikian akan tumbuh rasa kebersamaan diantara krama. Meski upacara dilakukan secara sederhana, namun tidak akan mengurangi makna dari upacara itu sendiri asal sarana dalam sesajen tersebut lengkap sesuai termuat dalam sastra agama,” jelas Sudikerta.


Lebih jauh, Wagub Sudikerta menjelaskan makna upacara metatah yang bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut ajaran Hindu dikenal dengan istilah sad ripu.


Dan upacara ini ucap Sudikerta merupakan salah satu upacara manusa yadnya yang wajib dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali yang baru menginjak usia remaja.
Krama dan panitia karya pun kembali diingatkan agar dalam melaksanakan yadnya hendaknya dilakukan dengan tulus iklas dan tidak berlebihan apalagi sampai membebani krama.


Sementara itu Kelian Adat Semega Kadek Arsika menjelaskan pelaksanaan upacara yang baru pertama kali digelar secara massal tersebut diikuti sekira 33 orang yang berasal dari 4 banjar yang ada di Desa Unggahan.


Terkait biaya, Arsika menyebutkan masing-masing peserta dikenakan 2 Juta rupiah.