BALI TRIBUNE - Mengacu tanggalan Bali, bulan Juni hingga bulan Agutus merupakan hari baik untuk melaksanakan upacara Pitra Yadnya (Ngaben). Terbukti, kini banyak warga di Bangli tengah melakukan persiapan melaksanakan upacara Ngaben, baik dilakukan secara massal maupun perorangan.
Hal ini berimbas pada aktivitas para perajin bade atau petulangan yang ada di kabupaten tersebut. Sejak beberapa pekan lalu, para undagi (perajin bade) mulai kebanjiran order. Hal ini diakui Dewa Gede Putra, salah seorang perajin petulangan di LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga Bangli.
Ditemui Rabu (7/6), ia mengatakan order pembuatan petulangan meningkat . Seperti saat ini, dirinya mengaku tengah mengerjakan order dari dua lokasi pengabenan, dengan jumlah 20 buah petulangan. Bahkan order datang dari luar Bangli.
“Order pembuatan petulangan memang sulit diprediksi, terkadang saat musim Ngaben justru sepi namun pada hari biasa malah order banyak,” kata pria asal Banjar Pule, Kelurahan, Kawan ini. Mereka yang akan mengorder biasanya langsung datang ke tempat kerjanya.
Disinggung soal harga, pria yang akrab dipanggil De Yoyok ini untuk harga tergantung dari aksesoris maupun bahan baku yang digunakan. Kalau aksesorisnya lengkap dan menggunakan bahan kain beludru harganya bisa lebih mahal.
Dicontohkan, untuk petulangan ukuran 1 meter X 1,5 meter dengan aksesoris lengkap harganya mencapai Rp7 juta hingga Rp8 juta. Sementara yang polos harganya berkisar Rp4 juta. Untuk bade dengan tinggi 4 mater, dijual dengan harga Rp8 juga sampai Rp10 juta.
Dewa Gde Putra juga menyebutkan, usaha yang ditekuni sejak puluhan tahun ini telah mampu menampung 14 tenaga kerja. Empat orang tenaga kerja tetap sementara sisanya adalah tenaga kerja lepas. “Kalau order banyak, kami memanggil tenaga kerja lepas,” jelasnya.