balitribune.co.id | Gianyar - Akomodasi wisata yang ada di Ubud Kabupaten Gianyar salah satunya dengan konsep vila saat ini terisi penuh atau tingkat okupansi 100 persen. Kendati sekarang ini awal Juni, Ubud masih musim sepi kunjungan wisatawan (low season), namun vila yang ada di kawasan seni tersebut dihuni wisatawan asing dari sejumlah negara.
Resort Manager Pramana Watu Kurung, Ketut Sumartono mengatakan, okupansi di Ubud dalam kondisi bagus rata-rata diatas 80 persen. Termasuk di Pramana Watu Kurung tingkat hunian atau okupansi di angka 100 persen.
"Pramana Watu Kurung saat ini kondisi penuh, okupansi 100 persen dengan 25 unit kamar termasuk vila semuanya private pool. Vila menggunakan bangunan kayu, kita cenderung menggunakan kayu seperti joglo yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk wisatawan," jelasnya di Ubud, Gianyar, Rabu (7/6).
Lebih lanjut ia mengatakan, karena area vila dikelilingi alam pedesaan menjadikan wisatawan yang menginap bisa memanfaatkan waktu bersantai mereka sembari melihat-lihat kehidupan masyarakat desa sekitar vila. "Properti kami konsep pasangan bisa honeymoon wisatawan dari Amerika, Inggris, Eropa, Korea, Jepang. Sekarang yang menginap kebanyakan dari Australia dan India," ungkap Sumartono.
Kata dia, untuk lama tinggal wisatawan rata-rata 3 hari 2 malam, namun ada yang sampai seminggu. Wisatawan yang menginap diberikan pengalaman menikmati kehidupan pedesaan masyarakat Bali khususnya Ubud. "Kita lebih cenderung menekankan kegiatan budaya, adat. Itu yang kita ekspos lebih banyak," katanya.
Kegiatan tersebut meliputi Mejejahitan dan menari Bali yang berhubungan adat budaya Bali. Pihaknya juga mengenalkan konsep keharmonisan antara manusia dan alam lingkungan kepada wisatawan.
"Karena konsep yang diterapkan pariwisata berkualitas yang memberikan peluang untuk kearifan lokal itu sendiri dikenal wisatawan. Karena kita ada di lingkungan alam yang masih asri, maka harus dibuat keharmonisan dengan lingkungan. Dengan konsep keharmonisan maka semua akan berjalan baik," paparnya.
Sales Manager Pramana Watu Kurung, Ratni mengakui untuk pemasaran vila tidak ada kesulitan karena konsep bangunan kayu cenderung disukai wisatawan dari Eropa dan Amerika. "Dari sisi pemasaran kesulitan tidak begitu, paling gampang menjualnya ke market Eropa dan Amerika karena konsep kayu. Kalau domestik kurang suka," imbuhnya.