Diposting : 16 November 2020 15:06
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
balitribune.co.id | Badung - Sebagai persiapan akan dibukanya kembali kunjungan pariwisata untuk wisatawan asing ke Bali, pengelola hotel di kawasan Nusa Dua, Badung telah melakukan berbagai persiapan. Diantaranya memberlakukan adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan panduan pelaksanaan Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment (ramah lingkungan) di tempat wisata yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Managing Director Kawasan Nusa Dua ITDC, I Gusti Ngurah Ardita ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu mengatakan tingkat hunian kamar hotel di kawasan pariwisata ini mengalami fluktuasi sejak terdampak pandemi Covid-19 dan pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru. Tercatat, saat libur panjang akhir Oktober 2020 lalu, tingkat hunian kamar hotel (okupansi) sempat naik hingga 23,5%.
Dimana pada periode libur panjang akhir Oktober ini jumlah kedatangan domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sampai 9 ribu per hari. Hal tersebut yang memicu terjadinya peningkatan okupansi di kawasan Nusa Dua selama pandemi global menyebar di Bali.
"Namun November ini kembali turun mencapai angka rata-rata 8% hingga 10%.
Kondisi tersebut sejalan dengan peningkatan data pergerakan penumpang domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Mengingat kedatangan domestik di Bandara Ngurah Rai pada bulan ini rata-rata 4.000 hingga 5.000 per hari," ucapnya kepada Bali Tribune.
Kata Ardita, sebagai persiapan akan dibukanya kembali kunjungan pariwisata untuk wisatawan asing ke Bali, pihaknya pun telah mengupayakan semua hotel di kawasan pariwisata Nusa Dua menerapkan protokol kesehatan. Saat ini sebanyak 13 hotel dengan dengan total mencapai 4.262 kamar yang dikelola ITDC di kawasan Nusa Dua telah siap menyambut kedatangan wisatawan asing.
Diketahui, selain hotel beberapa tenant di Bali Collection dan Museum Pasifika di kawasan Nusa Dua telah beroperasi dan semuanya telah memperoleh sertifikat penilaian standar CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif maupun melalui tim verifikasi Provinsi Bali. "Sekarang hanya 6 hotel yang belum beroperasi, ada 1 hotel yang akan kembali beroperasi pada Mei 2021," katanya.