
balitribune.co.id | Denpasar - Data sektor perbankan menunjukkan adanya pertumbuhan pada penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK perbankan di Bali. Penyaluran kredit mencapai Rp99,71triliun atau tumbuh 3,27% yoy lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,14% yoy. Pertumbuhan kredit Bank Umum di Bali sebesar 3,25% yoy.
"Sedikit lebih lambat dibandingkan posisi Maret 2023 yang sebesar 3,42% yoy. Sedangkan pertumbuhan kredit BPR pada April mencapai 3,40% yoy, atau lebih lambat dibandingkan posisi Maret 2023 yang sebesar 3,74% yoy," jelas Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, Kristrianti Puji Rahayu, Jumat (9/6/2023).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi Bali posisi April 2023 tetap terjaga, tercermin dari fungsi intermediasi berjalan baik. Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai, rasio Loan at Risk (LaR) terus mengalami penurunan. Adapun kecukupan modal BPR yang tercermin pada rasio CAR BPR dan juga likuiditas BPR terjaga di atas threshold.
"Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy didorong oleh peningkatan kredit Modal Kerja dan Investasi, yang masing-masing tumbuh 3,37% yoy dan 4,49% yoy," imbuh Kristrianti.
Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor Perdagangan Besar dan Eceran (tumbuh 1,71% yoy) serta Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha (tumbuh 2,09% yoy). Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,26% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 4,94% yoy.
“Peningkatan penyaluran kredit secara yoy ini selaras dengan kebijakan pelonggaran aktifitas masyarakat dan meningkatnya aktifitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali,” pungkasnya.