BALI TRIBUNE - Optimalkan pariwisata Tabanan, Sampoerna dorong kapasitas pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak diberbagai produk baik itu kuliner, kerajinan sebagai penunjang industri pariwisata Bali. Dalam memaksimalkan potensi UKM di daerah pariwisata, khususnya di Tabanan, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) berdayakan pelaku UKM dengan berbagai kegiatan pendampingan dan pembinaan.
Manajer Hubungan Pemangku Kepentingan dan Fasilitas CSR Sampoerna, Indra Refipal saat berkunjung ke tempat produksi pelaku UKM di Tabanan, Kamis (29/11) menjelaskan salah satu bentuk perwujudan komitmen ini dilakukan melalui program TREND (Tourism based Retail Entrepreneurs Development) yang bekerjasama dengan Yayasan BEDO (Business & Export Development Organization). Program TREND diimplementasikan dengan mengintegrasikan 30 pelaku UKM disetiap kabupaten salah satunya di Tabanan dengan tujuan agar seluruh pihak secara bersama-sama mendapatkan dampak yang positif, seperti peningkatan taraf perekonomian, peningkatan kualitas produk atau jasa, dan memperkuat jejaring pasar.
Pemerintah setempat memberikan dukungan terhadap program pemberdayaan UKM tersebut. Komang Sanjaya, Wakil Bupati Kabupaten Tabanan menyampaikan bahwa pemerintah memiliki komitmen penuh untuk mendorong sektor UKM agar lebih unggul dan mampu berdaya di tengah persaingan modern. Jika UKM daerah berkembang, maka perekonomian daerah akan mengalami kemajuan, pajak daerah mengalami peningkatan, dan angka pengangguran akan berkurang.
Kesuksesan pembangunan di Kabupaten Tabanan tidak hanya bergantung pada hasil kerja keras pemerintah saja, namun tentunya dengan sinergi bersama berbagai pihak, termasuk pelaku usaha. "Program TREND ini berhasil memadukan dua sektor yang memiliki peran penting dalam membangun kabupaten ini, yaitu sektor UKM dan pariwisata," kata Sanjaya.
Dia menyebutkan, sektor UKM di Kabupaten Tabanan masih memiliki potensi yang luar biasa untuk terus dikembangkan. Hingga kini terdapat kurang lebih 39.000 UKM yang bergerak di berbagai bidang usaha, seperti jasa, produk makanan dan minuman, sandang, serta kerajinan. Para pelaku UKM tersebut menyumbang laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang secara total mencapai 5,38% di tahun 2017. Di sektor retail pada khususnya, terdapat kurang lebih 1.500 peretail tradisional berbentuk warung dan toko yang juga turut memegang peran penting dalam roda perekenomian di Kabupaten Tabanan.
Sementara itu, Manajer Program BEDO, Jeff Kristianto Iskandarsjah menyatakan bahwa pembinaan program TREND yang dilakukan antara lain adalah pelatihan pengelolaan toko retail, trainer of trainers, pelatihan pemasaran digital, pendampingan pengembangan produk lokal, hingga dukungan pengembangan teknologi.
”Usai pembinaan, kelak, produk khas dari UKM ini dipasarkan di area Teras Oleh-Oleh pada toko-toko retail tradisional. Kami ingin kolaborasi antar pelaku UKM ini semakin mendorong semangat kewirausahaan dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Diharapkan pula nantinya dengan menjual berbagai produk khas Tabanan, toko mereka dapat menjual produk yang lebih beragam, terlihat lebih menarik untuk konsumen maupun wisatawan," ucapnya.