balitribune.co.id | Gianyar - Ancaman Wabah Demam Berdarah Dangue (DBD) di Bumi seni rupanya tidak kalah dasyat di tengah Pendemi Covid 19 saat ini. Setelah merenggut Nyawa Balita di Batuan, kali ini DBD merenggung nyawa seorang bocah dasar asal Banjar Gelulung, Sukawati. Kasus kematian ini pun menuai sorotan anggota DPRD Gianyar dan mendesak Dinas Kesehatan Gianyar agar tidak mengabaikan penanganan DBD meski saat yang bersamaan ini juga dihadapkan pada rumitnya penanganan wabah Covid 19 ini.
Dari informasi yang dihimpun, Senin (20/4) kemarin, korban Ni Kadek S (11), asal Banjar Geluung Sukawati yang meninggal dunia dalam perawatan di ICU RSUP Sanglah Denpasar, Minggu (19/4) malam. Sebelumnya, Kadek S yang menderita panas tinggi sejak Jumat lalu sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di Gianyar lanjut dirujuk ke RSUP Sanglah. Dalam dua hari terakhir, trombosit turun hingga akhirnya meninggal.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Gianyar AA Anom Sukamawa ketika dikonfirmasi lagi membenarkan ada laporan kasus meninggal diduga DB. Namun demikian, pihaknya mengaku perlu melakukan verifikasi kembali. Disebutkan, setiap ada laporan kematian diduga menderita DBD, pihaknya tidak serta merta menyaakan DBD. Kalaupun Dokter yang menanngani mendiagnosa DBB, pihaknya akan memastikan kembali dengan melakukan verifikasi. Memang darai laporan yang kami terima hingga saat ini ada dua orag meninggal karean dduga menderita DBD, kami masih lakukan audit,” terangnya singkat.
Perbekel Sukawati Dewa Gede Dwi Putra juga membenarkan adanya salah satu warganya yang meninggal diduga Demam Berdarah. Pasca kejadian ini pihaknya pun mengaku sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait. “Besok rencananya ada foging di Banjar Gelulung dan Banjar Telabah. Selain foging, kami juga sduah mengimbau masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,” terangnya.
Bertambahnya kasus kematian karena dugaan DBD ini pun menuai sorotan kalangan dewan. Anggota DPRD Gianyar I Made Wardana yang getol menyikapi masalah DBD hingga menyediakan fasilitas Fogging Mandiri ini menilai, pemerintah kurang antisipatif. Karena selain diterpa wabah Covid-19 yang menjadi pandemi global, di Gianyar juga tengah dilanda wabah tahunan ini. Ironisnya Demam Berdarah Dengue ( DBD) sudah memakan korban hingga dua orang. "Saya memahami, pemerintah saat ini memang dihadapkan pada persoalan kesehatan yang rumit dan berat terkait dengan wabah Covid-19, namun tren naiknya jumlah kasus DBD , apalagi sudah memakan korban nyawa juga jangan diabaikan," sorot Mantan Ketua DPRD Gianyar ini.
Menurut dia kewaspadaan itu penting dan meminta Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan agar tidak hanya fokus ke Pandemi Covid 19. Namun juga, diharapkan intensif untuk mengingatkan masyarakat dan aparat kesehatan di bawah dalam mencegah, mewaspadai, dan menanggulangi DBD ini. “Peran Jumantik atau Juru Pemantau Jentik di desa kami harap lebih diaktifkan selain fokus ke Covid 19,” pintanya.
Sementara dari jumlah pasien DB yang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar terus mengalami peningkatan. Hingga kini tercatat sebanyak 406 pasien DB yang dirawat sejak Januari hingga April 2020. Rinciannya, di bulan Januari sebanyak 76 kasus, Februari 104 kasus, Maret sebanAyak 118 kasus dan pertengahan April sebanyak 108 kasus. Sementara pasien DB yang dirawat sejak Sabtu (19/4) tercatat sebanyak 15 orang tersebar di beberapa ruang rawat inap.