Pantai di Badung “Diserbu” Sampah, DLHK Minta Alat “Beach Cleaner” | Bali Tribune
Diposting : 11 December 2018 22:31
I Made Darna - Bali Tribune
BERSIHKAN SAMPAH - Tim URC DLHK Badung saat membersihkan sampah yang menumpuk di Pantai Kuta dan Legian
 
BALI TRIBUNE - Sejumlah ruas pantai di Kabupaten Badung mulai diserbu sampah. Sampah kiriman yang didominasi sampah plastik dan ranting kayu ini terbanyak menumpuk di Pantai Pererenan, Pantai Jimbaran, Pantai Kuta dan Legian.
 
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mengaku telah menurunkan Tim Unit Reaksi Cepat (URC) untuk menangani sampah-sampah tersebut. Pihak DLHK sendiri mengaku kewalahan lantaran banyaknya sampah yang menepi di bibir-bibir pantai tersLegia.
 
Kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan, mengaku sudah mengerahkan Tim URC DLHK Badung untuk menyingkirkan sampah plastik dan ranting-batang kayu tersebut. Tim kata dia mulai aktion “perang sampah” kiriman sejak Senin Senin (10/12).
 
“Tim URC sudah kami kerahkan untuk membersihkan puluhan ton sampah yang didominasi ranting pohon dan plastik di sejumlah bibir pantai di Badung,” ungkapnya, Senin (10/12).
Serbuan sampah ini hampir merata di sepanjang bibir pantai. Seperti Pantai Pererenan, Pantai Jimbaran, Pantai Kuta dan Legian.
 
“Pasukan hijau (Tim URC, red) sudah bekerja mulai pukul 06:00 Wita mengangkut pasir yang terhempas gelombang hingga ke jalan dua hari terakhir ini,” kata Eka Merthawan.
 
Karena banyaknya sampah, hingga siang kemarin, pihaknya mengaku belum bisa mengembalikan kebersihan pantai seperti sedia kala. Pasukan hijau masih terus dikerahkan hingga beberapa hari kedepan. Selain menggunakan alat manual dengan tenaga manusia, DLHK juga menerjunkan sejumlah alat beratnya.
“Gundukan sampah merata dari Pantai Pererenan, sampai Jimbaran, namun yang terparah di Legian dan Kuta,” tegasnya. UntukUntuk penanganan sampah pantai ini, mantan Camat Kuta Selatan ini mengaku mengerahkan 500 personel kebersihan, dibantu komponen masyarakat.
 
Sampah yang terkumpul langsung diangkut menggunakan truk sampah untuk dibawa ke TPA Suwung. “Sudah ada 50 ton sampah atau setara 25 truk sampah yang sudah terkumpul. Kemungkinan kondisi seperti ini akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan,” terang Eka Merthawan. 
 
Untuk membantu tenaga manual 500 petugas kebersihan, pihaknya kedepan berharap segera memiliki alat berat berupa tractor atau beach cleaner. Dua alat tersebut, menurut Eka Merthawan harganya cukup mahal yakni seharga Rp 4,6 miliar. Saat ini kedua alat berat tersebut sedang proses pengadaan.
 
“Sebelum berhembus angin muson barat dan sampah kiriman yang biasanya terjadi sampai bulan April mendatang. Kami berharap dua tractor sudah tersedia,” harapnya sembari menyebut bahwa bentangan pantai di Kuta itu mencapai sepanjang 10 kilometer, sehingga idealnya ada 15 unit alat beach cleaner.
 
“Alat ini berfungsi untuk membersihkan sampah yang kecil-kecil di pantai, untuk sampah besar kansudah pakai loader,” pungkas Eka Merthawan.