Pantau SBMPTN Undiksha, Menristekdikti Tidak Mau Lagi Ada Kecurangan | Bali Tribune
Diposting : 9 May 2018 23:21
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bupati
PANTAU - Menristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.,Ak didampingi Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra melakukan pemantauan ujian tulis SBMPTN 2018 di Undiksha Singaraja, Selasa (8/5).

BALI TRIBUNE - Pada hari pertama pelaksanaan ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Selasa (8/5), Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.,Ak didampingi Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra melakukan pemantauan.

Dimulainya ujian tersebut ditandai dengan penyerahan secara simbolis Naskah Soal Ujian (NSU) dari Menristekdikti kepada Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri, Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., di Undiksha Singaraja. Mohamad Nasir memastikan proses SBMPTN tahun ini akan lebih baik dari sebelumnya, terutama adanya praktik curang melalui perjokian yang selama ini selalu terjadi dalam proses seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Mohamad Nasir mengaku telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi kecurangan pada SBMPTN. Salah satunya dengan menyiapkan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang kedapatan melakukan kecurangan. ”Saya tidak mau SBMPTN tahun ini ada masalah (kecurangan). Kami akan terus melakukan monitoring pelaksanaannya. Saya akan langsung keluarkan dari kampus bagi para pelaku kecurangan, baik itu peserta maupun panitia pelaksana,” tandasnya.

Untuk diketahui, calon mahasiswa baru perguruan tinggi negeri, Selasa 8 Mei 2018 menjalankan ujian tulis SBMPTN 2018 secara serentak di seluruh Indonesia. Ujian SBMPTN 2018 diikuti 860.001 peserta. Ujian tertulis SBMPTN 2018 dibedakan menjadi dua yaitu Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) dengan 833.820 peserta dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dengan 26.181 peserta.

Calon mahasiswa baru yang mengikuti ujian dibagi menjadi tiga kelompok, yakni Ujian Sains dan Teknologi (Saintek), Kelompok ujian Sosial dan Humaniora (Soshum), dan Kelompok ujian campur. Untuk peserta ujian yang menyandang disabilitas mendapat perhatian khusus dan pendampingan dari pengawas khusus. Ada 365 peserta penyandang disibalitas yang mengikuti ujian SBMPTN 2018.