balitribune.co.id | Denpasar - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia berupaya semakin banyak kerjasama antara universitas asing dan Indonesia dalam berbagai bidang seperti ekonomi, kesehatan, pariwisata dan teknologi. Hal tersebut disampaikan Direktur Sumber Daya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Mohammad Sofwan Effendi di Badung saat World Scientific Forum of Indonesia (WSFI) 2023 beberapa waktu lalu.
"Diharapkan akan ada banyak kerjasama antara universitas asing dan Indonesia melalui para diaspora (warga Indonesia yang tinggal di luar negeri). Semakin banyak kerjasama, ini ada wadahnya," ujarnya.
Kemendikbudristek pada forum ini mendatangkan 57 diaspora yang bekerja di universitas luar negeri guna bertukar pikiran dengan universitas di Indonesia. Sehingga dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan bangsa melalui 5 bidang utama yakni ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi digital, pariwisata, kesehatan dan alat-alat kesehatan.
"Difokuskan sekarang 5 bidang utama tersebut. Di bidang-bidang itu yang kita fokuskan. Sehingga refresentasi dari para diaspora kita pecah dalam bidang itu," jelas Sofwan
Kolaborasi untuk memajukan sumber daya di Indonesia dari sisi 5 bidang tersebut tidak hanya dilakukan dengan universitas luar negeri. Kemendikbudristek juga bekerjasama dengan industri. Terkait kerjasama dan kolaborasi dengan universitas di luar negeri yang dijembatani oleh para diaspora dikatakan Sofwan, nanti akan menghasilkan Joint Publication dan menyusun desain kurikulum di bidang masing-masing.
"Misalnya di bidang kesehatan di universitas mana yang maju, kita punya diaspora kita tarik supaya menjadi jembatan misalnya di bidang pariwisata itu apa sih (penelitian yang diperlukan). Karena kita ingin di bidang-bidang itu ada research (penelitian) yang lebih bisa diterapkan kedepan," katanya.