Balitribune.co.id | Denpasar - Pasca rujuknya Pelindo III dengan Gubernur Bali I Wayan Koster yang dimediasi oleh Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaludin, Sabtu (7/9) lalu, rupanya pihak Pelindo III langsung tancap gas mengerjakan proyek penataan yang sempat tertunda.
Usai gonjang-ganjing tersebut rupanya menggelitik Menteri BUMN Rini Soewarno yang merupakan induk semangnya Pelindo III untuk meninjau langsung pengembangan pelabuhan Benoa. Pada kunjungannya, Selasa (10/9) dihadapan media Menteri Rini menyampaikan dengan adanya penataan tidak hanya pariwisata saja yang akan tumbuh, kegiatan kepelabuhanan lainnya juga akan menstimulus ekonomi di Bali seperti nanti supplai energi juga akan lebih baik karena pertamina dan LNG akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman serta luas tentunya akan menambah kapasitas ketersediaan energi untuk Bali.
Menteri Rini juga menyempatkan untuk hadir di acara Guru Bendu Piduka sebagai tanda dimulainya pembangunan fasilitas pemelastian untuk Desa Adat Pedungan.
“Dari sisi religi, sejak awal sudah masuk dalam rencana pengembangan Pelabuhan Benoa, Pelindo III telah menyelesaikan penyiapan area seluas hingga 1 hektar untuk pembangunan lokasi Upacara Melasti umat Hindu dan juga sebagai penghormatan tertinggi pada Krama Bali,” sebutnya.
Disela mendampingi kunjungan Menteri BUMN Rini Soewarno ke Dumping II Benoa, Direktur Utama PT Pelindo III Doso Agung, mengungkapkan bahwa pengembangan Pelabuhan Benoa akan mendukung rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bidang Pariwisata di Bali yang didengungkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster.
“Pelabuhan Benoa disiapkan untuk menjadi gerbang laut wisatawan mancanegara yang datang ke Bali dengan kapal-kapal pesiar internasional berukuran besar. Dengan pengembangan yang terintegrasi, nantinya pelabuhan jalan masuk menuju destinasi-destinasi pariwisata andalan di sekitarnya,” ujar Doso.
Doso Agung menjelaskan, sesuai arahan Gubernur Bali I Wayan Koster bahwa seluruh pengembangan di Bali harus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat Bali, melalui upaya-upaya yang selaras dengan pelestarian alam.
“Selain dari sisi religi dan lingkungan, pengembangan destinasi pariwisata dan infrastruktur pendukungannya yang selaras kearifan lokal juga akan membuka banyak kesempatan bagi terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang berwirausaha bagi masyarakat Bali sendiri. Selain tentunya juga berkontribusi pada perekonomian nasional, karena Pelabuhan Benoa dan sektor pariwisata Pulau Dewata merupakan bagian penting dari integrasi logistik, transportasi, dan wisata,” pungkas Doso.
Seperti diketahui hingga kini dari dua tahap sudah ditanam sekitar 100 ribu bibit bakau di wilayah pesisir perairan Pelabuhan Benoa yang sudah ditanam hingga seluas kurang lebih 4 hektar. Semakin rimbunnya habitat bakau yang terestorasi akan sejalan dengan pengembangan berbagai destinasi wisata selaras alam lain. Jadi ke depan, pelabuhannya asri, destinasi wisatanya asri, sehingga diharapkan dapat berkelanjutan mensejahterakan masyarakat Bali di masa depan.
Dari tempat yang sama Kelihan Adat Banjar Pesanggaran , Desa Adat Pedungan I Wayan Widiada yang juga hadir mendampingi Menteri BUMN menyampaikan langkah cepat diambil Pelindo III untuk mengutamakan membangun tempat pemelastian seperti yang diharapkan masyarakat Desa Adat Pedungan.
“Dari awal memang ini yang kita inginkan, prioritas membangun Pemelastian dan kanal untuk para nelayan kita,” katanya sumringah.(u)