balitribune.co.id | Gianyar - Pasca kebakaran hebat yang meratakan Pasar Blahbatuh, Kamis (16/6) menyebabkan kerumunan warga, baik dari para pedagang pasar yang menjadi korban, warga umum ataupun pengguna jalan. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. polisi memasang police line sehingga areal pasar stril. Sementara para pedagang yang menderita kerugian puluhan hingga ratusan juta juga dibayangi kekhawatiran akan tergusur dari pasar tersebut secara permanen.
Pantauan Bali Tribune di lokasi, sejumlah Pedagang berharap bisa memeriksa tempatnya berjualan untuk mencari sisa barang yang selamat dari amukan si Jago Merah. Namun, keinginan itu terhadang police line, karena areal Pasar Blahbatuh yang hangus itu kini disterilkan pihak kepolisian. Para pedagang pun berkumpul di sejumlah titik, dan berharap mendapatkan informasi dari instansi terkait, demikian juga nasib mereka untuk ke depannya. Terlebih, sebelumnya areal Pasar blahbatuah itu sempat diisukan akan diratakan dan dialihfungsikan menjadi taman.
I Made Sugiarta dan Kadek Dwi Antara yang ditemui di lokasi mengungkapkan jika mereka tidak menyangka akan terjadinya kebakaran pasar Blahbatuh yang menghanguskan barang dagangannya. Pria asal Banjar Banda, Desa Saba dan Banjar Tubuh, Blahbatuh ini mengaku sama-sama menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah. Karena dua korban ini memiliki lebih dari dua toka di Pasar setempat. Tidak hanya menyesali diri dengan kerugian material yang dideritanya, para pedagang ini juga dibayangi rasa was-was tidak akan bisa berjualan di Pasar itu lagi. Karena mereka sempat mendapat informasi, jika kemungkinan pasar itu akan dibangun kembali sangat kecil. Apalagi, Pemerintah Pemkab Gianyar sempat berencana akan mengalihfungsikan pasar itu menjadi taman. “Kami sudah berjualan selama puluhan tahun, kalau kami digusur dari pasar ini untuk seterusnya, derita kami akan semakin parah,” was-wasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Blahbatuh, I Made Sudiangga menilai Pasar Yadnya Blahbatuh yang sudah diresmikan tahun 2015 sangat refresentatif untuk dijadikan tempat relokasi para pedagang korban kebakaran Pasar Blahbatuh, kalaupun pasar ini tidak bisa menampung semua pedagang, Desa Adat Blahbatuh disebutnya masih memiliki lahan yang luas di belakang pasar untuk menampung semua pedagang.
“Selama ini kios-kios di Pasar Yadnya hanya dijadikan gudang olah sebagian besar pedagang di Pasar Blahbatuh Hal ini juga bisa memaksimalkan fungsi Pasar Yadnya,” ungkapnya.
Sudiangga juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Bupati Mahayastra, karena dinilai sangat peduli dengan warganya yang terkena musibah dan cepat tanggap. Terlebih lagi, Rabu pagi (16/6) Bupati Mahayastra langsung menyikapi nasib para pedagang yang menjadi korban kebekaran Pasar Umum Blahbatuh ini. Yakni dengan mengadakan rapat bersama Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Mayun, Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, BPBD, Disperindag, BPKAD dan asisten pemerintahan.
“Nasib para korban sudah langsung direspon dan Pak Bupati kami ketahui sudah menyiapkan dana bantuan stimulusasi untuk para pedagang yang menjadi korban musibah ini,“ bangganya.
Sementara itu, usai rapat, Bupati belum dapat memastikan apakah pasar yang terbakar ini akan diperbaiki. Bupati membenarkan jika sebelum musibah ini terjadi, pihaknya sejak dulu ingin menjadikan lahan di pasar lama ini untuk taman, yang berisi patung Kebo Iwa dan Gadjah Mada yang bergandengan tangan, sebagai simbol kejujuran, kepolosan, kekuatan dan kecerdasan. Namun demikian, Musibah kebakaran yang terjadi ini benar-benar membuatnya sangat prihatin.
"Masyarakat Gianyar itu lurus-lurus saja, tulus, tolong jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu. Meskipun masyarakat dan pihak puri sudah menyetujui jika Pasar itu dijadikan taman," ungkapnya.
Dalam rapat terkait kebakaran pasar Blahbatuh, sebutnya, pihaknya membahas langkah cepat dan tepat yang harus kita ambil. Salah satunya dengan memberikan stimulasi berupa bantuan pada pedagang yang terbagi dalam beberapa klaster. Adapun klaster yang dimaksudkan ini adalah, pedagang toko, los, kios dan pelataran. Tujuannya, agar para korban bisa memenuhi kebutuhan hidup satu hingga dua bulan.
“Dari klaster ini, gambarannya pedagang toko mendapatkan bantuan sekitar Rp 3 juta per orang. Los atau kios Rp 2 juta per orang, sedangkan pedagang di plataran Rp 750 ribu per orang,” terangnya.
Mengenai rencana tempat relokasi para pedagang, pihaknya sudah memiliki dua opsi. Yakni bekas pasar relokasi pedagang Pasar Seni Sukawati di Lapangan Sutasoma, Sukawati dan Pasar Yadnya Blahbatuh yang berada di barat pasar yang terbakar saat ini.
"Kalau Pasar Yadnya Blahbatuh lebih dekat. Bahkan Jero Bendesa Blahbatuh sangat kooperatif dan mempersilahkan lahan 25 are di belakang Pasar Yadnya untuk memenuhi semua pedagang," pungkasnya.