balitribune.co.id | Tabanan - Bidang Laboratorium Forensik atau Bidlabfor Polda Bali mendatangi Pasar Sri Bantas di Jalan Raya Munggu yang kebakaran pada Rabu (6/11) siang. Tim tersebut mendatangi pasar yang berlokasi di Banjar Batan Duren, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri untuk mengambil beberapa puing-puing sisa kebakaran sebagai sampel.
Nantinya sampel itu akan diuji untuk memastikan penyebab kebakaran hebat yang membuat ludes 169 dari 188 kios yang ada di pasar tersebut. Meskipun peristiwa kebakaran tersebut tidak dilaporkan ke polisi untuk diproses ke ranah hukum. “Hari ini labfor turun. Ya, untuk meyakinkan lagi (penyebab kebakaran),” jelas Kapolsek Kediri Kompol Nyoman Sukadana, Kamis (7/11).
Hasil pengujian dan pemeriksaan oleh tim Bidlabfor Polda Bali itu akan dirangkum menjadi satu dengan temuan Tim Identifikasi dari Polres Tabanan. “Di samping keterangan saksi-saksi yang sudah kami himpun saat hari kejadian,” imbuh Sukadana.
Seperti hasil pemeriksaan saat kejadian, dugaan sementara kebakaran yang menimbulkan kerugian materi dengan perkiraan mencapai Rp 8 miliar itu akibat korsleting listrik. “Sementara dugaannya (akibat) korsleting. Ini sesuai keterangan beberapa saksi. Termasuk saya juga sempat tanya di lokasi kejadian. Memang begitu,” tegas mantan Kabag Ops Polres Tabanan ini.
Sesuai keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian, sumber api berawal dari percikan yang timbul di salah satu lapak atau kios di gedung utama bangunan Pasar Sri Bantas yang luasnya 60 are itu. “Di sana kan banyak ada sambungan kabel-kabel. Masing-masing lapak itu ada sambungan kabelnya,” ungkapnya.
Selain itu, informasi awal yang diterima pihaknya saat itu menyebutkan pasar tersebut biasanya beroperasi dari pukul 04.00 Wita dan tutup sekitar pukul 11.00 Wita. “Tapi masih ada (beberapa) yang berjualan. Kebetulan yang lapak (tempat munculnya percikan api) itu tutup. Tidak buka. Dilihatlah sama (pedagang) di sebelah-sebelahnya itu. Api muncul dari situ,” bebernya.