balitribune.co.id | Badung - Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar Bali menggelar Denpasar Psychiatric Symposium dengan tema "Mental Health Tourism, Suicide & Addiction" yang merupakan isu krusial dan membutuhkan perhatian serius, terutama di daerah pariwisata seperti Bali berlangsung Jumat (10/5) di Kuta, Kabupaten Badung.
Ketua Panitia Denpasar Psychiatric Symposium I, Dr. Luh Nyoman Alit Aryani, dr., Sp.KJ., Subsp. Ad. (K) mengatakan, seminar psikiatri di bidang suicide dan adiksi didasarkan pada kebutuhan meningkatnya kesadaran dan pemahaman terhadap masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan suicide atau bunuh diri dan adiksi atau kecanduan tersebut.
Kasus kejadian bunuh diri dalam 10 tahun terakhir semakin meningkat dan tidak jarang kasus ini sering berkorelasi dengan adiksi atau penyalahgunaan zat narkotika, psikotropika, dan adiktif lainnya.
Disampaikannya, dalam era ini, tingginya tingkat stres, tekanan sosial, dan tantangan hidup dapat menjadi pemicu serius terhadap perilaku bunuh diri dan juga perilaku adiksi. "Seminar ini diinisiasi untuk memberikan pemahaman yang lebih, terutama para praktisi kesehatan mental tentang dampak psikologis dan perawatan yang diperlukan bagi individu yang menghadapi risiko bunuh diri dan masalah adiksi," jelasnya.
Disebutkannya, dengan melibatkan para ahli di bidang psikiatri, psikologi, dan rehabilitasi, seminar ini bertujuan untuk menyediakan wawasan mendalam, strategi pencegahan dan intervensi terkini dalam penanganan kasus suicide dan adiksi. Dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman praktis, diharapkan peserta seminar dapat meningkatkan keterampilan dalam menangani kasus suicide dan adiksi.
"Seminar ini juga menjadi sarana untuk mengurangi stigma seputaran isu-isu kesehatan mental, membuka dialog terbuka, dan mendorong kolaborasi antara berbagai pihak termasuk lembaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat umum. Dengan cara ini diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami masalah psikiatri, khususnya di bidang pariwisata, suicide, dan adiksi," kata Luh Nyoman Alit.
Pada kesempatan tersebut, Ketua PDSKJI Cabang Denpasar, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, SpKJ menyampaikan, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Cabang Denpasar sebanyak 76 psikiater yang berkarya di seluruh kabupaten/kota di Bali merasa sangat bersyukur dan terhormat dapat menjadi tuan rumah acara penting ini. Sebagai pusat pariwisata dunia, Bali tidak dapat terlepas dari berbagai tantangan terkait kesehatan mental, seperti kasus bunuh diri dan masalah kecanduan.
"Terdapat permasalahan yang harus kita hadapi bersama, terutama dalam bidang kesehatan mental. Tahun 2023 menjadi tahun dengan kasus bunuh diri terbanyak selama dekade terakhir dengan 148 kasus, dan sebagian adalah warga negara asing yang tinggal dan berlibur di Bali. Sebagian besar lainnya adalah warga Bali sendiri. Selain itu, masalah kecanduan, baik narkoba maupun alkohol, juga menjadi permasalahan yang semakin mengkhawatirkan di kalangan pekerja pariwisata dan masyarakat sekitar," bebernya.
Kata dia, melihat realitas ini, semua merasa prihatin. Sebagai profesional kesehatan mental, memiliki tanggungjawab besar untuk turut serta dalam upaya mengatasi permasalahan ini. "Oleh karena itu, PDSKJI Cabang Denpasar merasa terpanggil untuk mengadakan acara Simposium dan Workshop Psikiatri ini, sebagai wadah untuk membahas, berbagi, dan mencari solusi konkret bagi permasalahan yang kita hadapi," ujarnya.
Melalui acara Simposium dan Workshop Psikiatri ini, diharapkan dapat memperkaya wawasan dan kemampuan praktis para psikiater, psikolog, dan tenaga kesehatan mental lainnya dalam menangani isu-isu terkait pariwisata, bunuh diri, dan kecanduan. "Simposium dan Workshop Psikiatri ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi kita untuk bersama-sama merumuskan langkah strategis dalam mengatasi permasalahan terkait pariwisata, bunuh diri, dan kecanduan di Bali," harap dr. I Gusti Rai.
Walikota Denpasar dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan, masalah kesehatan jiwa juga rentan dialami remaja. Selain adanya Posyandu Remaja, sejak tahun 2023 di Kota Denpasar sudah dibentuk Kelompok Teman Baik di sekolah. "Dengan harapan sebagai kelompok dukungan sosial untuk meningkatkan kesehatan jiwa remaja, dan tahun 2024 ini kami menyasar untuk pembentukan Kelompok Teman Baik di tingkat SMP," ujarnya.