Gianyar, Bali Tribune
Umat Muslim khususnya di Gianyar merasa kehilangan atas wafatnya tokoh rohaniawan Hindu dari Gianyar Purnawati, Blahbatuh, Ida Pedanda Gde Made Gunung. Rohaniawan karismatik ini dikenal pluralis hingga kerap diminta memberikan dharma wacana untuk umat Muslim di Gianyar.
Ketua MUI Gianyar Haji Munajat, Rabu (18/5) mengatakan, Ida Pedanda Gde Made Gunung tidak hanya tokoh milik umat Hindu, namun semua umat. Bahkan, lanjut dia, pada saat Perayaaan Mulid Nabi Muhammad SAW, Ida Pedanda dihadirkan untuk berceramah mengenai nilai-nilai keindahan dalam keragaman etnis dan agama untuk umat Muslim.
Senada itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gianyar, Cokorda Gde Parta Sunia menyebutkan jika sosok Pedanda Gunung adalah penyejuk antarumat beragama. Karena itu, Ida Pedanda Gde Made Gunung mendapat kehormatan untuk memberikan wejangan tentang nilai-nilai keindahan dan keragaman dalam kegiatan umat lainnya.
“Di hadapan umat Muslim, wejangan Ida Pedanda sangat universal dan selalu menekankan konsepsi menyama braya. Bagi Ida Pedanda, di balik keragaman agama, sejatinya ada sebuah talian persaudaraan yang langgeng menyatu. Khususnya persaudaraan umat Hindu dan Muslim di Bali yang sudah terjalin harmonis sejak zaman kerajaan,” kenang Cok Parta.
Sementara itu, kedatangan jenazah/layon Ida Pedanda di Griya Purnawati, Blahbatuh, sekitar pukul 09.00 Wita disambut tokoh-tokoh, pejabat, serta umat dengan tetesan air mata. “Ida Pedanda sudah sering batuk sejak sebulan terakhir. Hingga minggu lalu, Ida Pedanda check up di RSUP Sanglah dan langsung opname,” terang putra almarhum Ida Bagus Made Purwita.
Di RSUP Sanglah, Ida Pedanda sempat dirawat di Wing Amerta. Namun terakhir pindah ke ICU Jantung. Ida Pedanda saat berada di ICU, menderita stroke nonhemmorhagik luas. Ida Pedanda mengalami gagal napas dan akhirnya meninggal dunia, pukul 04.45 Wita, Rabu kemarin.